Anak Malas Belajar Online di Rumah? Ini 6 Penyebab dan Solusinya


BERITANESIA.id - Beberapa bulan terakhir ini, anak-anak tidak lagi bersekolah secara konvensional, melainkan belajar secara online dari rumah.

Kebijakan ini dilakukan sebagai solusi agar anak dapat tetap bersekolah tanpa khawatir bahaya Covid-19.

Namun, melihat di sisi lain, ternyata ini juga membawa dampak negatif seperti meningkatnya rasa malas belajar anak. 

Rasa malas belajar merupakan salah satu gangguan umum yang anak-anak hadapi ketika bersekolah secara langsung.

Kegiatan bersekolah yang dilakukan dari rumah ternyata meningkatkan rasa malas anak.

Anak malas belajar sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Inilah mengapa orangtua sebaiknya tidak langsung marah atau menyalahkan anak ketika ia merasa malas belajar.

Penting bagi orangtua untuk mengidentifikasi masalah yang sebenarnya terjadi dan menemukan solusi terbaik mengatasinya. 

Mama perlu mengetahui penyebab mengapa anak malas belajar.

Setelah itu Mama bisa mencari solusi dan mengatasi jika anak malas belajar. Terlebih saat ini sedang belajar online dari rumah.

Simak pembahasan selengkapnya ya!

1. Beban sekolah yang terlalu banyak

Meskipun berada di rumah, aktivitas sekolah online tidak dapat dikatakan mudah.

Faktanya, anak-anak perlu belajar 6-7 mata pelajaran setiap hari dari pagi hingga sore.

Sebagian sekolah ada juga yang dikurangi menjadi 2-3 pelajaran per harinya.

Semua dikembalikan ke pihak pengajar masing-masing. 

Waktu belajar secara online itu belum termasuk tugas seperti pekerjaan rumah dan ulangan yang perlu  dipersiapkan sebelum kembali bersekolah untuk esok hari.

Tak jarang tuntutan sekolah ini menjadi beban dan tekanan tersendiri bagi anak.

Ketika merasa tertekan, anak menjadi malas belajar dan mempersiapkan urusan sekolah. 

Cara mengangani masalah satu ini ialah orangtua perlu menyediakan waktu yang berkualitas. 

Waktu berkualitas di sini berarti orangtua menghabiskan waktu dengan anak melakukan berbagai aktivitas seperti berbincang-bincang atau bahkan bermain dengannya. 

Perlu diingat, ada baiknya orangtua tidak selalu menuntut anak untuk bisa memperoleh nilai yang baik di semua mata pelajaran.

Nilai yang bagus bukanlah satu-satunya prestasi yang dapat anak peroleh di sekolah. 

2. Anak tidak memiliki minat pada bidang akademis

Anak-anak memiliki minat yang berebeda-beda, ada beberapa anak yang sebenarnya lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat non-akademis. Ini terkadang membuat anak menjadi malas untuk mengasah kepintaran akademisnya. 

Tidak semua anak perlu mendapat nilai bagus di bidang akademis.

Itu bukah hal yang salah, dan tidak menjadi masalah. Orangtua dapat mulai mencari arah minat dan potensi anak. 

Jika kamu sudah menemukannya, kembangkanlah itu. Berikan motivasi, dukungan dan dampingan pada anak ketika ia berjuang mengembangkan minatnya.

Mama mungkin dapat mengajak anak mengikuti kursus yang membantunya mengasah kemampuan dan bakat yang ia minati. 

Karena saat ini sedang pandemi Covid-19, mungkin pilih kegiatan yang tidak ada kontak langsung dengan pelatihnya dan bisa tetap menjaga jarak.

Sesuai dengan protokol keaehatan saat ini.

3. Gaya mengajar guru

Setiap anak memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya, termasuk gaya belajar mereka. Ada anak yang mudah memahami informasi dengan mendengarkan.

Sedang anak lain mampu menangkap informasi dengan cara membaca buku, bahkan ada juga anak yang cara belajarnya dengan melakukan praktik secara langsung.

Sayangnya sistem pembelajaran di sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan ragam tipe belajar anak yang berbeda-beda.

Guru umumnya mendidik secara online dengan metode ceramah, ini jelas tidak dapat menjangkau anak-anak yang belajar melalui buku, atau secara praktik. 

Orangtua tidak bisa mengubah sistem yang berlaku di sekolah. Maka dari itu, satu-satunya cara yang tepat mengatasi hal ini ialah dengan memperbaiki sistem belajar anak ketika berada di rumah.

Orangtua dapat menemani dan menyesuaikannya dengan gaya belajar anak. 

Jika anak senang membaca buku, orangtua dapat membelikannya berbagai buku pengetahuan. Temani dan bimbing ia memperoleh informasi dan belajar melalui cara tersebut.

Lain halnya jika anak dengan gaya belajar kinestetik (melalui praktik). Orangtua dapat mengajak anak sering melakukan praktik daripada membaca atau mendengarkan. 

4. Terlalu dimanja

Orangtua memiliki rasa cinta yang besar terhadap anak-anaknya. Ini membuat mereka tak tega jika melihat anak kesulitan. Maka tak jarang ada orangtua yang selalu membantu anak mengatasi masalahnya, bahkan selalu menuruti keinginannya.

Apalagi ketika anak-anak berada di rumah sepanjang hari, kamu biasanya sibuk menyiapkan segala kebutuhannya membuat anak terbiasa dilayani.

Ini berbeda ketika ia perlu mengerjakan segala sesuatunya sendiri seperti di sekolah.

Ini bjelas bukanlah hal yang baik, lama-kelamaan ini membuat anak bergantung dengan orangtua, dan membuatnya malas untuk beraktivitas. Ia akan merasa selalu memiliki orangtua yang akan memenuhi semua kebutuhannya, dan ini bukanlah hal yang baik. 

Satu-satunya solusi yang dapat orangtua lakukan ialah berhenti memanjakan anak. Berikan ia tantangan, motivasi, dan dukungan kepada mereka. Biasakan anak untuk ikut membantumu membersihkan rumah, mencuci piring, atau bahkan merapikan tempat tidurnya.

5. Kurang perhatian dari orangtua

Perhatian orangtua ternyata memiliki peran penting dalam proses pendidikan yang anak tempuh. Perhatianmu yang anak-anak butuhkan di sini bukan tindakan secara fisik semata, namun lebih secara batin dan emosional.

Meskipun orantua berada di rumah bersama anak dan memperhatikan kebutuhannya setiap saat, ini belumlah cukup.

Orangtua perlu menyisihkan waktu mengajak anak berbicara, tanyakan apa yang ia rasakan sepanjang hari ketika kalian makan malam bersama.

Tanyakan juga apa yang menjadi keluh kesahnya selama belajar dan mengerjakan tugas sekolah online secara lengkap.

Ketika kamu sering melakukan pembicaraan yang bermutu dengan anak, itu akan membantumu lebih memahami apa yang ia rasakan, masalahnya dan hal-hal yang ia sukai dari sekolah.

Melalui pemahaman itu, orangtua dapat mengetahui akar masalah dan solusi terbaik ketika anak malas belajar. Bisa saja malas belajar itu terjadi karena perlakuan buruk teman-temannya di sekolah.

Namun orangtua tidak memperhatikan anak dengan baik, sehingga tidak menyadari hal tersebut. 

6. Suasana rumah yang berbeda dengan sekolah

Suasana rumah dan sekolah sangatlah berbeda jauh. Mungkin ketika berada di rumah anak merasa memperoleh suasana yang bising dan berisik, berbeda dengan sekolah yang sangat mendukung kegiatan belajarnya. 

Untuk itu, orangtua perlu menyesuaikan suasana di rumah sengan keperluan sekolah anak yang dilakukan secara online.

Buatlah rumah senyaman mungkin baginya untuk belajar.

Bila perlu anak tetap mandi pagi sebelum memulai kelas online agar merasa lebih segar.

Hindarkan hal-hal yang dapat menganggu proses belajarnya selama di rumah, seperti mematikan televisi atau radio sekiranya itu menganggu konsentrasi anak. 

Orangtua bisa menyiapkan ruagan khusus di rumah buat anak. 

Penuhi kebutuhan fasilitas yang anak perlukan untuk bersekolah secara online, seperti komputer, einyal internet, buku, lat tulis dan lainnya. 

Itu dia 6 penyebab anak malas belajar dan cara mengatasinya. Kudung selalu kegiatan sekolah anak meski kini dilakukan di rumah. Beri ia dampingan dan bimbingan dengan penuh kasih sayang. 

Sumber : Popmama.com

 

Tags