Berapa Lama Sebaiknya Masker Kain Digunakan?
BERITANESIA.id - Penggunaan masker pada saat pandemi seperti sekarang
sangatlah penting. Untuk tenaga medis disarankan menggunakan masker bedah atau
masker N95.
Sedangkan untuk masyarakat umum disarankan menggunakan masker
kain. Selain karena lebih mudah didapatkan, masker kain juga bisa digunakan
berulang kali.
Dikutip dari laman
website resmiKementerian Kesehatan Republik Indonesia, menurut Tim
Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, dr.
Reisa Broto Asmoro ada 3 jenis masker yang bisa digunakan yaitu masker kain,
masker bedah dan masker N95.
Ia menjelaskan masker kain yang direkomendasikan ada;ah masker
yang memiliki tiga lapisan kain.
Lapisan pertama
lapisan kain hidrofilik seperti katun, kemudian dilapisi oleh
kain yang bisa mendukung filtrasi lebih optimal.
Lapisan kedua
Untuk lapisan kedua bisa juga menggunakan katun atau polyester.
Lapisan ketiga atau bagian masker paling luar
Lapisan ketiga menggunakan lapisan hidrofobik atau bersifat
anti-air seperti terbuat dari polypropylene. “Masker kain ini dapat dicuci dan
dipakai kembali. Oleh karena itu, pencucian dan penyimpanan harus tepat,” kata
dr. Reisa.
Masker kain dapat dipakai maksimal hanya 4 jam dan harus diganti dengan masker baru dan bersih. Apabila
masker yang dipakai basah atau lembap maka harus segera diganti. Masyarakat
disarankan membawa beberapa masker untuk beraktivitas, penggunaan masker pun
harus tepat seperti menutup hidung dan mulut.
Dan pada saat cuaca yang sedang panas seperti sekarang, Anda
pasti dengan mudah menemukan bahwa masker yang digunakan lebih mudah lembap
karena terkena keringat. Membawa masker cadangan tidak hanya dapat mencegah
Anda menggunakan masker yang lembap, tetapi juga dapat membantu menjaga kulit
Anda.
Dilansir dari The List, menurut Dosen profesor dermatologi
Carrie L. Kovarik, mengatakan bahwa ketika Anda menggunakan masker yang lembap
maka itu dapat merusak kulit Anda. “Pada cuaca panas, kulit akan lebih lembap
dan kulit akat rentan mengalami masalah daripada biasanya,” katanya.
“Kelembapan dari udara yang dihembuskan saat Anda bernapas atau
penumpukan hawa panas pada masker dapat membuat kulit rentan mengalami ruam,”
terangnya.
Selain itu, masker yang lembap cenderung kurang efektif dalam
mencegah masuknya virus ke dalam tubuh ketika dalam kondisi lembap, menurut Dr
Shan Soe-Lin. Menurut Nursing Times, penelitian juga menunjukkan bahwa
akumulasi kelembaban yang dihembuskan pada masker Anda dapat membuatnya kurang
efisien sehingga dengan mengganti masker dengan yang baru merupakan pilihan
yang efektif.
Sumber : Medcom.id