Demi keadilan, Rafi Ahmad, Ahok dll harus ditindak karena melanggar Prokes.
proses vaksinasi Rafi Ahmad
BERITANESIA.ID - Raffi Ahmad menjadi sorotan. Sebagaimana diketahui dan
diliput media, Raffi mendapat keistimewaan masuk dalam daftar orang yang
mendapat vaksin pertama kali, bersama tokoh-tokoh lain termasuk Presiden
Jokowi. Tak butuh waktu lama, media sosial heboh dengan sebuah foto yang
memperlihatkan Raffi bersama teman-temannya hadir dalam satu pesta yang diduga
melanggar protokol kesehatan.
Raffi dicerca habis-habisan. Ia yang awalnya diharapkan bisa
menjadi contoh dan inspirasi bagi publik untuk secara konsisten dan bersama-sama
memerangi wabah ini, justru melakukan hal sebaliknya. Rekannya sesama artis
seperti Sherina Munaf pun menyesalkan perilakunya itu. Raffi memang telah
mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Cepat tersiar kabar, pesta tersebut diduga turut dihadiri
beberapa tokoh publik mulai dari Gading Marten, Once, Anya Geraldine, Nagita
Slavina hingga Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok. Adapun yang punya hajatan adalah Sean Ricardo Gelael yang sedang
merayakan ulang tahunnya.
Selain foto Raffi bersama teman-temannya yang tak mengenakan
masker apalagi menjaga jarak, ada lagi satu foto yang cukup menarik perhatian
publik. Adalah artis Aurelie mengunggah foto Ahok sedang bernyanyi dengan Once
Mekel melalui fitur IG story. Keduanya tampak tak menggunakan masker saat itu.
Ahok tampak mengenakan kemeja biru dan celana hitam. Namun, tak berselang lama
IG story Aurelie yang memperlihatkan hal tersebut dihapus.
Hal menarik berikutnya adalah ketika pihak kepolisian
memberikan konfirmasi bahwa acara tersebut tidak berizin.Sujarwo menambahkan,
berdasarkan informasi awal yang dihimpun kepolisian, pesta tersebut dihadiri
oleh sekitar 30 orang. Mobil-mobil para tamu juga terparkir di dalam rumah
sehingga tak menutupi jalan dan memperlihatkan tanda-tanda terjadinya
kerumunan.
Keadilan
Kasus ini semestinya tak boleh dibiarkan berlalu begitu
saja. Atas nama keadilan, harus ada proses lebih lanjut dan penjatuhan sanksi
bagi mereka yang terlibat. Bila sudah ditemukan bukti-bukti yang cukup, maka semua
yang terlibat harus segera ditindak.
Sudah ada beberapa contoh, ketika polisi berani langsung
menangkap warga karena berkerumun di saat wabah pandemi sedang melanda. Atau
saat petugas memaksa warga yang sedang mencari nafkah dengan berjualan agar menghentikan
aktivitasnya.
Jangan sampai peristiwa ini kian membenarkan dugaan publik
bahwa hukum di negeri ini memang hanya diperuntukkan bagi orang-orang lemah.
Hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.
Pandemi korona adalah masalah umat manusia saat ini. Tidak
hanya di Indonesia bahkan dunia. Dalam rangka menanggulanginya, pemerintah kita
sudah menempuh berbagai upaya. Seruan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan
terus dilakukan. Aparat hukum bahkan diminta untuk berani menindak tegas secara
khusus mereka yang dengan sengaja menggelar kerumunan/keramaian di tengah
pandemi yang berpotensi menyebarkan virus sebagaimana diamanatkan UU
Kekarantinaan Kesehatan.
Untuk itulah, hukum dan keadilan harus ditegakkan. Siapapun
yang dianggap "membandel" dan dengan sengaja melanggar aturan, memang
harus diproses sesuai ketentuan yang ada. Jangan memandang status sosial atau
ketokohan seseorang.
Bahkan sebagai tokoh publik, Raffi, Ahok, dkk semestinya
dituntut lebih agar bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat.
Mereka punya banyak penggemar yang mungkin selalu mengamati bahkan meniru
apapun yang mereka lakukan.
Dengan kapasitas yang dimiliki, mereka seharusnya bisa
membantu pemerintah dengan menjadi "corong" untuk mewartakan kepada
masyarakat luas agar selalu konsisten dalam upaya memerangi pandemi ini. Saya
rasa, itu juga yang menjadi pertimbangan pemerintah sehingga tak lupa
melibatkan tokoh publik seperti Raffi Ahmad untuk divaksin terlebih dulu. Agar
masyarakat luas semakin yakin dan tidak ragu untuk divaksin.Tapi, teladan apa
yang bisa disampaikan Raffi Ahmad, seorang tokoh publik yang baru saja mendapat
hak keistimewaan divaksin pada kesempatan pertama bersama tokoh lainnya? Namun
selang beberapa jam kemudian justru dengan sadar melanggar aturan protokol
kesehatan.
Sementara Presiden Jokowi dan para ahli kesehatan sudah
mengatakan bahwa vaksinasi adalah salah satu upaya untuk melawan pandemi
korona. Vaksinasi bukanlah deklarasi sukses melawan pandemi. Aturan protokol
kesehatan harus terus dipatuhi, baik sebelum maupun sesudah divaksin.
Sekali lagi, ini bukan kasus main-main dan tak selayaknya
dibiarkan berlalu begitu saja. Harus ada upaya serius untuk mengusutnya. Untuk
membuktikan kepada masyarakat luas bahwa pemerintah kita memang benar-benar
serius mengajak dan melibatkan warganya untuk berperang melawan korona.
Beranikah?
Sumber : LineToday