Gunung Merapi Kembali mengeluarkan Guguran Awan Panas
Gunung merpi mengeluarkan awan panas
BERITANESIA.ID - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas
guguran pada Selasa (26/1/2021).
Dalam
pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG) mulai 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, awan panas meluncur ke arah barat
daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
"Awan
panas guguran tercatat terjadi 11 kali," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida
dalam laporan tertulisnya, Rabu (27/1/2021).
Awan
panas itu pertama kali terjadi pada pukul 18.26 WIB tercatat di seismogram
dengan amplitudo 45 milimeter dan durasi 135 detik.
Tinggi
kolom tercatat 300 meter. Sedangkan jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya
hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Pukul
19.03 WIB, awan panas guguran kembali terjadi. Tercatat di seismogram awan
panas guguran dengan amplitudo 40 milimeter dan durasi 160 detik.
Tinggi
kolom tak teramati karena cuaca berkabut, mendung dan hujan. Sedangkan estimasi
jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali
Boyong.
Awan
panas guguran kembali teramati terjadi pukul 19.46 WIB, tercatat di seismogram
dengan amplitudo 41 milimeter dan durasi 131 detik. Estimasi jarak luncur 1.200
meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Pukul
20.17 WIB, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 41
milimeter dan durasi 141 detik. Estimasi jarak luncur 1.300 meter ke arah barat
daya hulu Kali Krasak dan kali Boyong.
Setelah
itu, pada pukul 20.38 WIB, kembali terjadi awan panas guguran tercatat di
seismogram dengan amplitudo 41 milimeter dan durasi 159 detik. Estimasi jarak
luncur 1.500 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan Boyong.
Pada
pukul 21.38 WIB, awan panas guguran kembali terjadi di Gunung Merapi. Awan
panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 milimeter dan durasi
137 detik. Estimasi jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya ke hulu Kali
Krasak dan Kali Boyong.
Awan
panas guguran terjadi kembali pukul 21.40 WIB. Tercatat di seismogram dengan
amplitudo 35 milimeter dan durasi 128 detik. Estimasi jarak luncur 1.200
meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan kali Boyong.
Tak
berselang lama, pada pukul 21.45 WIB terjadi kembali awan panas guguran
tercatat di seismogram dengan amplitudo 36 milimeter dan durasi 142 detik.
Estimasi jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan Kali
Boyong.
Pada
pukul 21.48 WIB, awan panas tercatat terjadi di Gunung Merapi. Awan panas
guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 25 milimeter dan durasi 108
detik. Estimasi jarak luncur 1,000 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak
dan Kali Boyong.
Awan
panas guguran kembali terjadi pukul 23.14 WIB, tercatat di seismogram dengan
amplitudo 60 milimeter dan durasi 155 detik. Jarak luncur 1.500 meter ke arah
barat daya hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Pada
pukul 23.29 WIB, awan panas guguran kembali terjadi. Tercatat di seismogram
dengan amplitudo 60 milimeter dan durasi 158 detik. Estimasi jarak luncur 1.500
meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Sampai
saat ini BPPTKG masih menetapkan aktivitas Gunung Merapi pada Siaga (Level
III). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor
selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih
sejauh maksimal 5 kilometer.
Sedangkan
lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau
radius 3 kilometer dari puncak.
Masyarakat
agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya selain itu
mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Penambangan
di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III
direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku
wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi
bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.