Inggris Dikepung Omicron


BERITANESIA.ID- Belum lama melonggarkan aturan Covid-19, Inggris kembali darurat wabah virus corona, yang dipicu oleh varian omocron. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin, 20 Desember 2021 mengatakan pihaknya akan mengevaluasi berbagai kebijakan demi bisa mengendalikan varian omicron.

Dalam sepekan terakhir, kasus omicron di Inggris mengalami kenaikan. Para menteri dan pejabat di Pemerintah Inggris memperingatkan pasien yang dirawat di rumah sakit di Inggris mungkin membludak.

Berbicara usai menggelar rapat kabinet lebih dari dua jam membahas soal kondisi Covid-19 di Inggris, Johnson mengatakan situasi yang dihadapi negaranya saat ini sangat sulit. Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di London mengalami kenaikan.

“Kami harus mengambil langkah-langkah, yang mungkin dilakukan untuk melindungi masyarakat dan kesehatan publik serta NHS (Badan Nasional Kesehatan Inggris). Kami tidak akan ragu mengambil langkah-langkah. Kami sedang melihat segala kemungkinan untuk membuat omicron tetap terkendali dan kami akan mengesampingkan apapun,” kata Johnson. 

Media di Inggris mewartakan sejumlah menteri menolak proposal, yang akan memberlakukan sejumlah larangan sebelum Natal. Dengan begitu, pemberlakuan aturan pencegahan Covid-19 kemungkinan diberlakukan mulai 28 Oktober 2021.

Surat kabar Times dan media lainnya di Inggris menyebut larangan itu kemungkinan diantaranya tidak boleh menggelar acara di area indoor dan membatasi jumlah orang yang ingin kumpul-kumpul di area outdoor. Pub dan restoran kemungkinan hanya diperbolehkan melayani tamu yang makan di luar (teras restoran).   

Varian omicron terus menyebar dan sejauh ini dilaporkan sudah ada di setidaknya 89 negara di dunia. Virus ini dikenal lebih mudah menular, namun apakah omicron menyebabkan orang yang terinfeksi Covid-19 semakin buruk kondisinya, itu masih harus dibuktikan lagi.   

Health Security Agency Inggris mengatakan pada Minggu, 19 Desember 2021 ada 12 orang di Inggris meninggal akibat omicron. Sekarang ini ada 104 pasien Covid-19 varian omicron di rawat di rumah sakit-rumah sakit di Inggris.

Otoritas Inggris pada akhir pekan lalu memperingatkan pasien Covid-19, yang dirawat di rumah sakit bisa menyentuh rekor tertinggi karena efek pandemi Covid-19 yang menyebar ke populasi inggris.

Covid-19 juga telah menjadi pukulan telak bagi penyedia bisnis jasa di Inggris. Sebab Inggris meminta warganya agar membatasi acara kumpul-kumpul (pertemuan sosial), yang biasa dilakukan menjelang Natal.

Anjuran pemerintah ini membuat pub dan restoran di Inggris sebagian besar kosong. Padahal harusnya pada momen seperti ini (menjelang Natal), penuh.

Perdana Menteri Johnson ikut prihatin pada dampak Covid-19 terhadap sektor jasa di Inggris. Dia berjanji akan berusaha membuat perekonomian Inggris tetap terkendali.

Johnson sebelumnya pada akhir pekan lalu menghadapi penolakan dari anggota parlemen Partai Konservatif, yang menolak pemberlakuan pengetatan aturan Covid-19. Walhasil, Johnson saat ini harus bergantung pada dukungan Partai Buruh untuk meloloskan aturan tersebut.           

Aturan yang disorongkan Johnson diantaranya meminta masyarakat menggunakan masker saat di tempat umum. Ketua Partai Buruh, Keir Starmer, menyerukan pada Johnson agar mengesampingkan pertikaian dan fokus pada rencana dalam mengatasi kenaikan kasus Covid-19 

(NA)

Tags