“Jangan artikan secara harfiah" Istana Sanggah Jokowi Ajak Benci Produk Asing


Presiden RI Joko Widodo

BERITANESIA.ID - Pidato Presiden Jokowi untuk mencintai produk Indonesia dan benci produk luar negeri guna mewujudkan masyarakat yang loyal terhadap karya dalam negeri menuai kontroversi. Pihak Istana pun akhirnya angkat bicara terkait hal ini. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdan menyebutkan, Presiden tak bermaksud mengajak masyarakat membenci negara produsen atau produk asing secara harafiah. 

Oleh karenanya, ia meminta masyarakat tak menyalahartikan ajakan Jokowi soal menggaungkan benci produk luar negeri. 

"Jadi Presiden menyatakan ayo benci produk asing bukan dalam konotasi sebenarnya kita harus membenci negaranya atau produknya secara harafiah secara letterlijk, tidak, tolong jangan juga diartikan secara letterlijk," kata Dany dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (7/3).

Menurut Dany, Presiden sejatinya tengah memberikan semangat motivasi dan heroik kepada jajarannya dan seluruh masyarakat Indonesia agar mencintai produk-produk dalam negeri. 

Namun, untuk dapat bersaing, produsen dalam negeri harus melakukan pembenahan fundamental yang meliputi hulu, proses, hingga hilir produksi. 

Dengan demikian, produk dalam negeri diharapkan lebih mendapat tempat dan dicintai masyarakat. 

"Kalau hulunya tidak dibenahi, hulunya tidak dipersiapkan, proses produksinya efisien yang kompetitif, dia juga nggak ada artinya. Sehingga presiden menyampaikan itu agar kita tergerak, ayo kita bangkit sekarang," ujar Dany. 

"Enggak usah ekspor dulu deh, di Republik sendiri marketable enggak," tuturnya.

Dany menyebutkan, ajakan benci produk luar negeri ini muncul lantaran Presiden belum melihat adanya langkah yang optimal dalam mengembangkan produk dalam negeri, khususnya selama masa pandemi. 

"Apakah itu menimbulkan dampak ataukah menjadi keharusan, harus, memang itu sudah seharusnya demikian, sudah harusnya sedemikian digaungkan sejak lama," kata Danny. 

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan bahwa mencintai produk Indonesia saja tidak cukup, sehingga kampanye benci produk asing harus digaungkan, saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3).

 Menurut Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai bahwa seruan Jokowi merupakan terobosan yang baru kali pertama disampaikan Kepala Negara. Namun, di saat bersamaan, ajakan tersebut bisa berbahaya dan berdampak pada hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga. 

 "Memang itu heroik, tetapi kedutaan-kedutaan besar kan di sini, pasti mereka report ke negaranya, jadi nanti mereka pasti akan cari informasi ini. Kenapa benci, apa yang dibenci," ujar Agus. 

Danny menegaskan pernyataan Jokowi ini dimaksudkan untuk membangkitkan semangat produksi dalam negeri, bukan membenci negaranya. Negara tetangga harus memahami bahwa "Ini membangkitkan semangat untuk dalam negeri tapi tidak dalam kontekstual secara benci negaranya atau produk dari luar, tidak, ini untuk kebangkitan kita. Jadi internal konteksnya," kata dia.

Karenanya peran Duta besar RI di berbagai negara punya tugas untuk menyampaikan maksud dari ucapan Kepala Negara. 

Penulis : Agustina Pohan
Editor : TNA

Tags