Jejak Langkah Berdirinya Bank Syariah Indonesia


gedung bank syariah indonesia BSI

BERITANESIA.ID - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. akhirnya beroperasi pada Senin, 1 Februari 2021. Diresmikan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, keberadaan bank hasil merger perusahaan pelat merah, yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri Syariah, digadang-gadang bakal meningkatkan pasar keuangan syariah di Indonesia yang memiliki potensi besar.  

"Dengan mengucap bismillahiramanirohim PT Bank Syariah Indonesia Tbk. saya nyatakan diluncurkan berdirinya," kata Jokowi. Menilik ke belakang, berikut ini perjalanan berdirinya Bank Syariah Indonesia.

Tahun 2016

Otoritas Jasa Keuangan menyiapkan peta jalan atau roadmap pengembangan keuangan syariah. Salah satu misi yang ingin dicapai adalah peningkatan kapasitas lembaga keuangan syariah, terutama perbankan, serta ketersediaan produk yang lebih kompetitif dan efisien. Konsolidasi dalam bentuk merger dan akuisi pun menjadi salah satu jalannya.

Tahun 2019

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mendorong bank syariah dan unit usaha syariah milik pemerintah berkonsolidasi. Ada sejumlah bank syariah berstatus perusahaan pelat merah kala itu, yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, PT Bank BRI Syariah, dan Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Tujuan konsolidasi yang berbasis sinergi bisnis diharapkan bisa memperkuat daya saing bank syariah pemerintah.

2 Juli 2020

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan rencananya bank syariah BUMN, yakni BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah, dan Mandiri Syariah.

Dengan penduduk Indonesia mayoritas muslim, Erick mengatakan potensi perbankan syariah masih sangat besar. Keberadaan bank syariah pun digadang-gadang memberikan opsi bagi masyarakat atau dunia usaha agar lebih nyaman menggunakan sistem syariah.

Oktober 2020

Pemerintah secara resmi mengumumkan rencana merger bank syariah. Merger dilakukan oleh tiga bank Himbara, yaitu Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi saat itu menjelaskan secara legal, perbankan syariah BUMN baru akan dilakukan merger pada kuartal I tahun 2021. Total aset dari merger bank syariah pun kala itu dihitung mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.

11 Desember 2020

Konsolidasi bank syariah Himbara menetapkan nama perusahaan hasil merger. Nama bank hasil merger tiga bank BUMN tersebut ialah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. "Identitas baru ini semakin memicu semangat kami untuk menuntaskan merger dan integrasi sebaik mungkin dan mulai beroperasi memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat," tutur Direktur Utama BRISyariah Ngatari kala itu.

Selain menetapkan nama, konsolidasi tiga bank turut mematangkan perubahan struktur dan logo perusahaan. Penetapan atas adanya perubahan ini diumumkan dalam Publikasi Perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha.

15 Desember 2020

BRI Syariah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam kesempatan itu, para pemegang saham BRIS menyepakati penggabungan perusahaan dengan Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

27 Januari 2021

OJK secara resmi mengeluarkan izin merger usaha tiga bank syariah. Surat itu terbit dengan Nomor SR-3/PB.1/2021 perihal Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk.

1 Februari 2021

Presiden Jokowi meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Pasca-beroperasi, Bank Syariah Indonesia akan melakukan kegiatan usaha di lebih dari 1.200 kantor cabang dan unit eksisting dengan 20 ribu lebih pegawai. Adapun total aset ketiga bank setelah merger tercatat sebesar Rp 240 triliun, pembiayaan Rp 157 triliun, Dana Pihak Ketiga(DPK) Rp 210 triliun, serta total modal inti Rp 22,6 triliun.