Literasi Digital Dalam Bingkai Wawasan Kebangsaan


SUMATERAONLINE - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Tanjung Balai, Provinsi Sumatera Utara, dengan mengusung tema “Literasi Digital Dalam Bingkai Wawasan Kebangsaan”.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Selasa, tanggal 22 Juni 2021 pukul 09.00 - 12.00 ini mengupas tentang wawasan kebangsaan yang perlu dipahami oleh generasi millennial agar dapat dipraktikan pada saat mereka berinteraksi di dunia digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Pelajar dan Mahasiswa sukses dihadiri oleh sekitar 560 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Anwar Fattah.S.T,M.TI, Cyber Security Officer; Meida Rachmawati,SE, MM.MH, Dosen dan Direktur Nusantara Training; Abdul Ghafur Ritonga S.IP, M.A, Tenaga Ahli DPR RI; dan Muhammad Yusuf Siregar Siregar, S.Pdi M. Pd, Dosen, Bisnisman & Content Creator. Penggiat media sosial yang juga Founder Halo Mentors dan Trainer Marketplace Qonitah Azzahra, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama, Anwar Fattah.S.T,M.TI menyampaikan tentang Fitur keamanan di berbagai aplikasi media online. Kerentanan serangan siber yang dapat terjadi diantaranya adalah spyware, ransomware, trojan horse, remote access, worm, keylogger, virus, dan adware. Selain password gunakan 2FA (2 Factor Authentication) di setiap email & media sosial untuk meningkatkan keamanan. Sebaikanya jangan membuka link yang tidak percaya, jangan gunakan public wifi, dan install ad on/extension.

Giliran pembicara kedua, Meida Rachmawati, S.E.,M.M., M.H., menjelaskan ruang digital adalah ruangan yang tidak terpisahkan. Meski diberi kebebasan dalam menggunakan media sosial akan tetapi ada Hal-hal yang dilarang diantaranya menyebarkan kebohongan, mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, menggunakan kata-kata yang tidak sopan, membuat akun palsu, dan melakukan pembajakan. Contoh pelanggaran etika dalam media sosial yaitu menyebarkan berita hoax, pencemaran nama baik, dan penipuan online. Kemudian contoh pelanggaran etika dalam media sosial yaitu bullying, perjudian online, dan menyebarkan berita kebencian. Berkolaborasi yang baik dalam dunia digital yang pertama harus bersikap terbuka, kedua yaitu menjaga komunikasi, yang ketiga selalu belajar, dan yang keempat selalu jujur.

Tampil sebagai pembicara ketiga Abdul Ghofur Ritonga S.IP, M.A menyampaikan materi tentang Budaya atau Culture dalam Perspektif Media. Media adalah alat atau sarana yang digunakan komunikator kepada khalayak untuk berkomunikasi. Perkembangan media teknologi saat ini semakin banyak dalam kehidupan sosial masyarakat. Budaya dan media adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya memiliki suatu hubungan yang saling berkaitan. Budaya dan media merupakan kajian yang memiliki daya tarik tersendiri.

Pembicara keempat Muhammad Yusuf Siregar S. Pdi M. Pd, mengisi webinar dengan tema menumbuhkan rasa cinta kebangsaan pada generasi milenial dengan memanfaatkan skill digitalisasi. Menurut beliau, pentingnya memiliki digital skill yaitu dapat bermanfaat bagi diri sendiri juga bagi orang lain. Aplikasi media sosial yang mendunia diantaranya youtube, tiktok, facebook, dan Instagram. Manfaatkan smartphone yang dimiliki untuk menjadi konten kreator, dengan mengasah skill yang dapat menghasilkan uang dan bahkan mempekerjakan orang banyak.

Qonitah Azzahra sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan jika kita ingin menjadi konten creator maka harus konsisten. Qonitah aktif menggunakan media sosial sejak awal tahun 2017, membuat konten mengenai tips-tips juga tutorial-tutorial. Menurutnya Jika ingin menggunakan media sosial gunakanlah untuk sharing yang bermanfaat, jangan lupa untuk dapat menjaga keamanan akun jauh dari hacker.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Peserta Yasin memberikan pertanyaan kepada Abdul Ghofur Ritonga S.IP, M.A, apakah perkembangan digital di era sekarang  mempengaruhi budaya? Narasumber menanggapi saat ini mau tidak mau budaya yang harus mengikuti perkembangan zaman. Tergantung bagaimana kita menggunakan media digital, apakah ke arah budaya positif atau negatif.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.