Literasi Digital “Inovasi Media Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Digital” Langkat


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara mulai bergulir. Pada Sabtu, 12 Juni 2021 pukul 14.00 hingga 17.00, telah dilangsungkan Webinar bertajuk “Inovasi Media Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Digital”.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. "Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Mahasiswa dan Guru ini, sukses dihadiri oleh 862 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Muhaimin, S.IP, MA, Pendamping Sigap UMKM; Rudi Permana, S.Kom, Founder Belajardigital.di; Ricu Sidiq, M.Pd, Dosen Pend Sejarah UNIMED;  dan Yopi Rachmad, S.Pd., M.Si – Ketua AGSI Sumut / Founder Dai Yo Edu-Tech. Mega Novelia bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Pada Sesi pertama, Muhaimin, S.IP, MA mengisi materi dengan tema “Etika Berinteraksi dalam pembelajaran Online”. Etika adalah suatu norma atau aturan yang sering dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat yang terkait dengan sifat dan sikap. Dalam era pembelajaran daring seperti saat ini, orang tua juga perlu memberikan pengertian kepada anak untuk etika sekolah online seperti mengucapkan salam, gunakan bahasa yang sopan, tidak bertele-tele, tidak menghubungi di jam istirahat dll.  Proyeksi Pendidikan abad 21 dibagi kedalam karakter/akhlak, kompetensi,  dan literasi. Literasi dapat dibagi menjadi literasi integral, literasi informasional, literasi fungsional, dan literasi etikal. Masalah yang sering ditemui pada pembelajaran daring yaitu lokasi rumah tidak terjangkau internet, media pembelajaran yang digunakan pada guru monoton, pembelajaran belum interaktif, serta karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau. 

Giliran pembicara kedua, Rudi Permana, S.Kom mengisi webinar dengan tema “Fitur keamanan di berbagai aplikasi pembelajaran online”. Manfaat pembaruan aplikasi yaitu dengan menghilangkan bugs/error, meningkatkan keamanan dan mendapatkan fitur baru. Ketika sebuah aplikasi software update,maka akan ada fitur baru yang akan lebih memudahkan kita menggunakan aplikasi tersebut. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan pada perangkat yang kita gunakan yaitu memasangkan kode keamanan dengan verifikasi dua langkah. Kemudian jaringan internet yang aman adalah milik pribadi bukan wifi public. Salah satu bahaya penggunaan wifi public ialah rentan terkena virus.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Ricu Sidiq, M.Pd, dengan tema “Inovasi media pembelajaran digital sejarah”. Media sosial yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yaitu facebook, Instagram, twitter, youtube, blog, whatsapp. Sedangkan situs Pendidikan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yaitu rumah belajar, quipper school, zenius, kelas pintar dll. Konsep media pembelajaran diantaranya Media, Tujuan, Fungsi, dan Manfaat. Jenis media terbagi menjadi lima yaitu media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media audio-visual dan media berbasis komputer. Lalu aplikasi media pembelajaran berbasis digital yaitu media presentasi, media video, dan buku digital

Pembicara keempat, Yopi Rachmad, S.Pd., M.Si menjadi pembicara terakhir dengan materi bertema “Budaya Inovasi Digital”. Teknologi dan internet telah mengubah tatanan kehidupan manusia. Budaya inovasi digital yang terjadi saat ini yaitu Critical thinking yaitu proses disiplin intelektual secara aktif dan terampil mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. Design thinking yaitu Proses disiplin intelektual secara aktif dan terampil mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. Computational thinking yaitu Sebuah proses pemecahan masalah yang mencakup sejumlah karakteristik dan disposisi. Sangat penting untuk pengembangan aplikasi komputer, tetapi juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah di semua disiplin ilmu, termasuk matematika, sains, dan humaniora. dan Creativity exercises yaitu Sebuah proses pemecahan masalah yang mencakup sejumlah karakteristik dan disposisi. Sangat penting untuk pengembangan aplikasi komputer, tetapi juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah di semua disiplin ilmu, termasuk matematika, sains, dan humaniora.

Mega Novelia selaku Key Opinion Leader (KOL) menyampaikan pengalamannya menggunakan media sosial dimana Mega saat ini aktif menggunakan aplikasi instagram. Mega menggunakan instagram untuk bisnis. Jika kita bisa memanfaatkan teknologi akan memberikan kita manfaat positif, selain ilmu pengetahuan, juga bisa sebagai sumber penghasilan. 

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti M. Awan Lazuardi yang bertanya tentang pembelajaran online yang tidak fokus kepada kompetensi siswa. Terkesan memanfaatkan teknologi untuk memoles tampilan luarnya saja, sedangkan di dalamnya pembelajaran sama seperti dulu. Bagaimana tanggapan narasumber mengenai hal ini? Narasumber Ricu Sidiq, M.Pd menanggapi Guru bukan hanya memberikan tugas kepada siswa tapi bagaimana memonitor dan mengevaluasi Kelemahan lainnya adalah tidak semua guru melek teknologi. Solusinya adalah diperbanyak sumber-sumber belajar terutama di media sosial di web dll, pembelajarannya ada 2 yang sinkron dan asinkron, pelajaran yang langsung yaitu yang sinkron melalui zoom-google meet dll harus ada kombinasi dalam pembelajaran, dan juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 63 kali webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Langkat. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. Webinar berikutnya akan diselenggarakan pada tanggal 14 Juni 2021.