Literasi Digital Langkat - Keluarga Cakap Digital


 WEBINAR LITERASI DIGITAL

BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Langkat, Provinsi Sumatera Utara, dengan mengusung tema “Keluarga Cakap Digital”

Kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu, 26 Juni 2021 pukul 14.00 - 17.00 ini mengupas tentang cara adaptasi agar menjadi keluarga yang cakap digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Orangtua dan Remaja Masjid ini sukses dihadiri oleh sekitar 300 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya yakni Masfuukhatur Rokhmah, M.Psi., Psikolog Klinis; Drs. Gotfridus Goris Seran, Dosen dan Akademisi; Putri Noviana Harahap, S.Kom, Business Owner Jilbaber Stuff/ Analis Data; dan Yopi Rachmad, S.Pd., M.Si,  Kor. Dept. Diklat Dai Yo Edu-Tech. Penggiat media sosial yang juga MC, Penyiar Global Radio 101 FM Palembang dan Pengusaha Salsa Melania Aquina, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada sesi pertama tampil Masfuukhatur Rokhmah, M.Psi., yang menerangkan bahwa Keluarga Cakap Digital adalah suatu unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas ayah, ibu dan anak atau keluarga sedarah dalam garis lurus keatas atau kebawah sampai dengan derajat ketiga yang mengetahui dan mampu melakukan cara tepat untuk mencapai 4 pilar Cakap Digital. Anak-anak yang mendapatkan pendampingan psikologis akan cakap digital dan tetap sehat fisik, mental, spiritual dan sosial-nya. Tips kolaborasi yang harus dilakukan yang pertama adalah periksa, kendalikan, dan alihkan. Orang tua perlu memeriksa apa saja yang dilihat anak, kemudian kendalikan dan alihkan dengan kegiatan lain yang menyenangkan. Berikan contoh contoh yang baik akan memudahkan anak untuk patuh. Tingkatkan kemampuan diri bekerjasama dengan melibatkan semua anggota keluarga akan meningkatkan kecakapan digital.

Tampil sebagai pembicara kedua Drs. Gotfridus Goris Seran, M.Si. yang menjelaskan bahwa literasi digital bukan sekedar kemampuan membaca informasi di media digital, tetapi juga kemampuan untuk mencari, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapatkan. Konsep penggunaan internet untuk melindungi diri sendiri serta orang lain dari kemungkinan bahaya atau risiko di dunia online (National Online Safety). Agar aman dalam bermedia sosial hal yang perlu dilakukan adalah melakukan logout setelah masuk ke jejaring media sosial atau akun pribadi. Contohnya melakukan logout setelah membuka email, mengaktifkan pengaturan privasi di akun pribadi, membuat susunan password yang rumit dan kuat, menjelajahi informasi di internet dengan aman, menghapus history penelusuran internet, dan meminimalisasi penggunaan free Wifi.

Sebagai pembicara ketiga tampil Putri Noviana Harahap, S.Kom. yang menerangkan bahwa efek dari meningkatnya penggunaan internet adalah masyarakat rentan menerima serangan siber, rentan menerima adiksi siber, dan rentan melakukan dan menerima cyberbullying. Dalam upaya meningkatkan digital skills dapat melakukan kelola konten akses dengan safesearch filters yang dirancang untuk membantu memblokir hasil eksplisit, seperti pornografi dari hasil penelusuran Google, restricted mode on Youtube yaitu akses kontrol yang secara otomatis mendeteksi dan memblokir akses dari konten yang tidak pantas dan tidak sesuai (dengan batasan) usia.

Pembicara keempat Yopi Rachmad, S.Pd., M.Si. memaparkan tips berinternet yang baik adalah keep playing or stop, saring before sharing, click or close, think before speak, dan wise while online. Beberapa hal yang harus diwaspadai adalah tantangan visual dan hormonal, waktu luang yang tidak termanfaatkan dengan baik dan positif, ketidaktahuan akan akibat yang akan timbul, skill yang tak terasah, dan ketidakmampuan untuk kontrol diri.

Salsa Melania Aquina sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan boleh saja memberikan anak gadget tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan orang tua agar anak dapat bertanggung jawab dengan tugasnya sebagai pelajar.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Buala Jefriana memberikan pertanyaan kepada Yopi Rachmad, S.Pd., M.Si., manakah yang lebih baik, menjauhkan anak dari gadget atau memberikan gadget dengan memberikan control dan membatasi anak? Narasumber menjawab dengan melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman, menurut saya boleh memberikan gadget dengan memberikan batas-batas kepada anak. 

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.