Literasi Digital - Masih Mahasiswa Sudah Jadi Juragan Online, Mau?


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, dengan mengusung tema “Masih Mahasiswa Sudah Jadi Juragan Online, Mau?

Kegiatan yang berlangsung pada hari Senin, tanggal 21 Juni 2021 pukul 09.00 - 12.00 ini mengupas tentang perkembangan dunia digital yang telah membuat siapapun dapat mulai berbisnis dengan skala yang dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing pelaku usaha.

Pada webinar yang menyasar target segmen Mahasiswa dan Pengajar sukses dihadiri oleh sekitar 350 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni M. Arif Rahmat, SHI, Certified Life Coach; Ir. Prayudi Widyanto, MM, Professional Business Coach; Ayu Nirmala Sari, M.Si, Dosen Prodi Biologi UIN Ar-Raniry dan stockist Nu Amorea PT. DEP; dan Dr. Diky Setya Diningrat, M.Si, Ketua pusat inovasi, publikasi dan sentri kekayaan intelektual UNIMED. Penggiat media sosial yang juga Presenter @jtv_rek, Putri Indonesia Jawa Timur, Miss Internet Indonesia 2017, dan MC Alfini Putri Rahmatika, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama, M. Arif Rahmat, SHI, menyampaikan tentang Keamanan Transaksi Online. Keamanan transaksi online sangatlah penting, karena zaman yang sudah modern ini. Keuntungan Transaksi Online adalah aman, bisa dilakukan kapan saja, tidak mengenal waktu atau tempat asal ada internet, cepat, mudah, dan hemat tenaga. Jenis-jenis pembayaran digital diantaranya adalah SMS Banking dan M-Banking. Ketika kita mengenal digital, maka kita perlu mengenal resiko siber, yang berarti resiko kerugian bisnis yang terkait dengan sistem teknologi. Resiko ini dapat berupa kerugian keuangan, kerugian operasional, masalah hukum dan tanggung jawab, dan rusaknya reputasi usaha. Beberapa cara untuk mengurangi risiko siber adalah, ketahui asset kita, kenali aplikasi yang digunakan, batasi aksesnya, perbarui perangkat lunak, gunakan kata sandi yang kuat, dan gunakan Autentikasi Dua Faktor.

Giliran pembicara kedua, Ir. Prayudi Widyanto, MM menyampaikan materi tentang mengubah mindset konsumtif menjadi lebih produktif di era digital. Mindset dapat diartikan sebagai suatu kumpulan pemikiran yang terbentuk sesuai dengan pengalaman dengan keyakinan, sehingga dapat mempengaruhi perilaku atau cara berpikir seseorang dalam menentukan suatu sikap, pandangan hingga masa depan. Ada dua jenis mindset yaitu Fix Mindset, selalu beranggapan bahwa bakat adalah suatu yang mutlak, lalu yang kedua adalah Growth Mindset, orang-orang ini sadar jika kualitas seseorang seperti skill intelektual bisa didapat lewat usaha. Pola hidup konsumtif, adalah perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor sosiologis di dalam kehidupannya yang ditujukan untuk mengkonsumsi secara berlebihan atau pemborosan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan. Cara merubah pola hidup konsumtif menjadi produktif yaitu bertanya pada diri sendiri, apakah barang barang yang kita beli produktif atau tidak, lalu bangun keinginan untuk menjadi produktif daripada konsumtif.

Tampil sebagai pembicara ketiga Ayu Nirmala Sari, M.Si dengan tema Menjadi Pebisnis Sukses Dan Beretika. Konsep yang salah dilakukan yang orang-orang adalah, memulai bisnis pada saat sudah sempit, sementara untuk membangun bisnis kita perlu banyak waktu, jangan memulai bisnis saat di PHK, atau setelah lulus, tapi harus mulai dari saat menjadi mahasiswa. Pada tahun 2021 orang yang menggunakan Social Medial meningkat, hal itu merupakan peluang bagi kita untuk menjalankan suatu bisnis online. Susun rencana yang matang, kemudian fokus dan konsisten jalankan marketing langit seperti shalat Dhuha dan berbakti kepada orang tua. Saat membangun bisnis biasanya akan banyak bertemu permasalahan, jangan pernah menyerah dan terus intropeksi. Selalu jujur dalam menuliskan deskripsi barang, menggunakan kata-kata yang sopan, Tidak menggunakan bahasa yang provokatif atau menyinggung ras, suku dan agama. Kemudian selalu menjaga kerahasiaan data pelanggan, dan tidak melakukan over claim. 

Pembicara keempat Dr. Diky Setya Diningrat, M.Si menyampaikan materi dengan tema Digital Skill for Studentpreneur. Cara mengembangkan skill, salah satunya ialah Advanced Training sharing. Masa mahasiswa adalah masa dimana kita diharapkan bisa berkembang, ketika kita sudah memutuskan sesuatu, kita harus hadapi dan jalani. Pada masa pandemic ada beberapa Soft Skill yang harus dimiliki pebisnis yaitu, kreativitas yang tinggi, persuasif, dan collaboration. Pertanyaannya adalah sudah siapkah kita menghadapi hilangnya pekerjaan yang akan digantikan oleh teknologi, maka dari itu kita sangat perlu mengembangkan skill kita secepat mungkin

Alfini Putri Rahmatika sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan selagi bisa menjadi uang, maka tidak ada salahnya untuk dilakukan. Bisnis itu harus dimulai dengan berani, tidak harus punya store dulu, mulailah dari langkah kecil terdahulu, ketika sudah berani memulai, berani melangkah, itu adalah hal yang bagus untuk menjadi pengusaha.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Hariya Elmaryah memberikan pertanyaan kepada Bapak M. Arif Rahmat, SHI, bagaimana memberi info kepada orang yang kurang mendapat informasi di literasi digital, Narasumber menanggapi lakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar, karena kita sebagai orang yang paham teknologi, kita berkewajiban untuk mengedukasi masyarakat sekitar. 

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.