Literasi Digital Mesuji “Tantangan dan Inovasi Pemerintah Daerah di Era Digital”


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, dengan mengusung tema “Tantangan dan Inovasi Pemerintah Daerah di Era Digital”

Kegiatan yang berlangsung pada hari Kamis, tanggal 24 Juni 2021 pukul 09.00 - 12.00 ini mengupas tentang strategi Pemerintah Daerah dalam menghadapi tantangan di era digital agar pelayanan publik menjadi lancar dan cepat.

Pada webinar yang menyasar target segmen ASN ini sukses dihadiri oleh sekitar 400 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Reni Haerani S.Kom, M.Kom, Dosen dan Praktisi Digital; Ninuk Wiliani . S.Si. M.Kom, Dosen dan Youth Education Observer; Horo Wahyudi, S.H, Manager Mahakarya Agro Propertindo; Imbron, S.I.P., M.I.P, Plt. Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Mesuji. Penggiat media sosial yang juga seorang Designer Nandadieva Shahannaz, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada sesi pertama Reni Haerani, S.Kom, M.Kom menyampaikan materi tentang Pelayanan Publik Digital. Kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebabkan banyak hal terjadi, hal tersebut bisa berdampak buruk. Dibalik itu pelayanan publik digital juga memberikan dampak positif, seperti sistem keamanan transaksi, update info BMKG, dan buku tanah elektronik. Kecepatan dan ketepatan menjadi aspek penting dalam kehidupan, termasuk dalam hal pemerintahan. Pengaturan mengenai Pelayanan publik terdapat pada UU No 25 tahun 2009. Tujuan sistem dalam layanan terpadu adalah untuk  memberikan perlindungan kepada masyarakat dan mempermudah masyarakat.

Tampil sebagai pembicara kedua Ninuk Wiliani, S.Si. M.Kom yang menjelaskan bahwa kita harus cerdas dalam melindungi data diri, password, dan lainnya. Jangan log in secara langsung ketika sedang menggunakan jaringan Wi-Fi, harus tahu terlebih dahulu apa aman atau tidak, blokir orang yang membuat kita jengah, jangan lupa untuk selalu update dengan jaringan pribadi yang aman, jangan lupa menggunakan anti virus untuk mengamankan data, dan selalu baca dengan baik peraturan ketika ingin menggunakan sesuatu.

Sebagai pembicara ketiga tampil Haro Wahyudi, S.H yang membahas tentang Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital. Salah satu dampak positif yang bisa dirasakan dari kemajuan teknologi internet adalah dakwah secara online. Terkadang media yang kita gunakan tidak selalu sama, maka dari itu para generasi muda bisa menjadi agen perubahan, jangan sampai hanya menjadi beban Negara. Ada tuga prinsip dakwah yaitu, memahami sasaran dakwah, pengajaran yang baik, dan bertukar pikiran. Kita harus tahu betul apa yang kita share itu merupakan hal baik atau bukan, Karen jika kita salah share akan sangat fatal sekali akibatnya. Menjadi pendakwah atau penikmat dakwah merupakan kunci sukses literasi dunia digital.

Pembicara keempat Imbron, S.I.P., M.I.P, menyampaikan materi tentang etika bermedia sosial. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bermain media sosial, yang pertama terkait akan kebenaran informasi, kedua apakah informasi yang kita posting dalam media sosial memberikan dampak positif untuk orang atau tidak, ketiga memperhatikan apa yang dibagikan termasuk legal atau bahkan malah illegal, yang keempat bagikan hanya yang penting saja, dan yang terakhir informasi yang disajikan termasuk ke dalam hal yang baik. Panduan dasar yang harus diperhatikan ketika ingin bermain dalam media sosial, seperti menghindari hoax, menjaga privasi, menyebarkan hal positif, gunakan seperlunya, dan jaga keamanan akun.

Nandadieva Shahannaz sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan agar selelau berhati-hati pada saat menggunakan internet agar data pribadi tidak bocor.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Michael memberikan pertanyaan kepada Narasumber Horo Wahyudi, S.H, bagaimana literasi digital dakwah yang tepat sasaran dan tidak berdampak kesenjangan politik seperti Pilkada atau Pilpres? Narasumber menanggapi ketika ada informasi yang tidak jelas tujuannya jangan langsung disebar luaskan, harus disaring terlebih dahulu. Di dalam berdakwah, para pendakwah jangan sampai hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Dan tugas kita semua harus pandai menyaring mana informasi yang baik dan mana yang buruk.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.