Literasi Digital Payakumbuh - Adaptasi Peserta Didik dan Guru Dalam Pembelajaran Digital


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat mulai bergulir. Pada Selasa, 15 Juni 2021 pukul 14.00 hingga 17.00, telah dilangsungkan Webinar bertajuk “Literasi Digital - Adaptasi Peserta Didik dan Guru Dalam Pembelajaran Digital”

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. "Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Guru, Mahasiswa dan Anak Muda, sukses dihadiri oleh 715 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dedy Nuzril Riza, S.E, M.M. Praktisi Media Digital; Rizky Hesananda, S.T., M.Kom, Lecturer dan Programmer; Dr. Desyandri, S.Pd.,M.Pd, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan UNP; dan Hadiatul Rahmat, Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh. Joddy Caprinata bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Pada Sesi Pertama, Dedy Nuzril Riza, S.E, M.M. menyampaikan materi tentang digital skill. Seiring dengan perkembangan teknologi, kita diharuskan untuk menggunakan perangkat teknologi yang berkembang, agar dapat mengakses informasi yang tersedia. Dalam pembelajaran online saat ini tentunya banyak aplikasi pembelajaran digital yang digunakan seperti Zoom, WhatsApp, Google Classroom, Google Meet, dan Youtube serta Telegram. Murid juga bisa mencari materi atau bahan pembelajaran di mesin pencari Google, dengan menggunakan kata-kata spesifik di kolom search. Beberapa situs yang direkomendasikan oleh KEMENDIKBUD/DIKTI untuk mencari jurnal ilmiah yaitu: GARUDA, PERPUSNAS, Indonesia OneSearch Link, ISJD (Indonesia Scientific Journal Database), MORAREF Kementerian Agama, DOAJ (Directory of Open Access Journal), Microsoft Academies, Google Scholar, dan Dimension Link. Semua materi yang dicari oleh murid atau tenaga pendidik dapat dicari pada website tersebut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pendidik dan peserta didik dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia.

Giliran pembicara kedua, Rizky Hesananda, S.T., M.Kom memberikan pemaparan tentang adaptasi peserta didik dan guru dalam pembelajaran digital. Semua kalangan usia saat ini sudah masuk ke dalam dunia digital, termasuk dalam dunia pembelajaran. Internet Safety merupakan penggunaan internet secara bijak dan sesuai etika tanpa membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menerapkan Internet Safety diantaranya adalah : update operating system, memakai software original, memastikan data terenkripsi, berhati-hati dengan wifi public, waspadai link tidak jelas atau tautan phising, log out akun yang kita miliki, gunakan password yang sulit ditebak, menggunakan mode incognito, jangan menyebarkan informasi pribadi, dan Think before click.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Dr. Desyandri, S.Pd., M.Pd. menyampaikan materi tentang berinteraksi di ruang digital. Perkembangan dunia digital telah merambah seluruh aspek kehidupan seperti bisnis, ekonomi, hiburan, transportasi, bahkan dalam kegiatan belajar dan sekolah. Ketentuan dalam penggunaan media sosial atau dunia digital sudah diatur dalam semua pasal di UU ITE. Adaptasi dalam pembelajaran abad 21, bahwa untuk memaknai literasi baik kewarganegaraan atau kultur lainnya harus dipelajari dan dipahami oleh generasi kita atau generasi mendatang. Dalam proses pembelajaran digital kita juga harus menerapkan etika digital dalam mencari atau memberikan informasi yang tersedia di internet, menghindari plagiasi, mengimplementasikan nilai-nilai sosial budaya, dan diperlukan kesadaran serta komitmen untuk mengedepankan dan menerapkan etika digital.

Pembicara keempat, Hadiatul Rahmat, S.Pd, menyampaikan materi tentang pemahaman budaya digital di dunia pendidikan. Kita dituntut dalam adaptasi memahami kebiasaan baru untuk menggunakan dunia digital. Literasi digital ini penting sekali dimiliki oleh tenaga pendidik atau guru untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang terjadi saat ini. Lebih lanjut Narasumber menjelaskan bawah media sosial adalah wadah yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. Hal ini juga dapat dimanfaatkan bagi guru dalam menyampaikan materi ajaran.  Diperlukan penyesuaian bagi pendidik di era digital, untuk dapat menyampaikan semua informasi secara cepat dan massive.

Joddy Caprinata selaku Key Opinion Leader (KOL) menyampaikan pendapatnya bahwa dunia digital sudah berkaitan erat dengan kita sekarang, namun jangan hanya mementingkan dunia maya tetapi juga masih ada dunia nyata. Jika kita ingin baik dalam berselancar di dunia digital, terapkan 3M, yaitu memulai dari diri sendiri, memulai dari yang kecil, dan memulai dari sekarang. Menurut Joddy dunia digital ini diibaratkan seperti kekuatan yang harus dikuasai sebaik-baiknya. 

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Mas’ud Abid yang bertanya kepada Dr. Desyandri, S.Pd., M.Pd., bagaimana seharusnya pengguna internet  mengkritisi pemangku kebijakan? Narasumber menjawab bahwa boleh saja mengkritik, tapi tidak diiringi tambahan informasi yang mengarah ke ujaran kebencian. Bahkan kita bisa memberikan solusi atas kekurangan dari para pemangku kebijakan tersebut. Jika disampaikan dengan cara yang cerdas dan beretika, aspirasi yang diberikan pasti dapat diterima baik oleh pemerintah. 

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 9 kali webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Payakumbuh. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. Webinar berikutnya akan diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2021.

(MediaLitdig21_S1TA)