Literasi Digital Pondasi Milenial Menembus Global


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, dengan mengusung tema “Literasi Digital Pondasi Milenial Menembus Global”. 

Kegiatan yang berlangsung pada hari Senin, tanggal 21 Juni 2021 pukul 14.00 - 17.00 ini mengupas tentang pembelajaran bagi generasi millennial agar mampu melek sekaligus cerdas di era digital. 

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa, pelajar, dosen jurnalis dan OKP ini sukses dihadiri oleh 615 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni  Fianda Julyantoro, CEO Digma Solusi Mandiri. Berikutnya ada Dr. Anak Agung Sri Mahyuni, SE, M.Agb, seorang Master Mentor SIGAP UMKM. Narasumber berikut adalah Dr. Auri Adham Putro, M.Si, Dosen STIA Setih Setio, dan yang terakhir seorang praktisi hukum H. Marwan, SH., MH. Bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) adalah Mega Novelia, seorang pengusaha Sensory Class-Event-Workshop (Rumah Mandar), Owner Baju anak @mimema_kids, serta @kanayo_lauk. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama, Fianda Julyantoro menyampaikan tentang materi tentang Tips Menggunakan Aplikasi Digital. Ia mengatakan kita harus memfilter aplikasi digital agar kita tidak mendapatkan gangguan. Aplikasi digital sendiri adalah aplikasi daring yang digunakan untuk berbagai kebutuhan komunikasi jarak jauh. Tujuannya sendiri adalah agar pengguna dapat memanfaatkan berbagai aplikasi digital sesuai fungsinya.  

Pembicara kedua Anak Agung Sri Mahyuni menyampaikan materi Multikulturalisme dalam Berekspresi. Menurutnya untuk bisa memadukan multikulturalisme dalam kebebasan ekspresi agar bisa menembus pasar global salah satunya adalah menerapkannya di dunia Pendidikan Indonesia. Khususnya di mata pelajaran atau mata kuliah pendidikan agama dengan harus bersyaratkan pada satu hal, yaitu komitmen yang kokoh dari peserta didik sebagai pemeluk agama untuk bisa membuka diri dan berinteraksi dengan beraneka ragam agama, suku, budaya dan bahasa, menerima perbedaan, saling menghormati sehingga terjalin persatuan dan kesatuan bangsa.

Tampil sebagai pembicara ketiga adalah Auri Adham Putro. Ia memaparkan materi tentang Peran Mahasiswa dalam Memperkuat Literasi Digital. Menurutnya karakteristik milenial lebih menyukai entrepreneurship, lebih dekat dengan sosial media, kreatif, inovatif, informatif, lebih menghargai passion dibanding gaji. Mereka juga lebih mengutamakan pengembangan diri, menyukai pekerjaan freelance dan memiliki daya saing tinggi. Lantas apakah mahasiswa termasuk anak milenial? Itu sudah pasti karena mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi dan harus mempunyai kreativitas yang tinggi. Peran mahasiswa sebagai milenial adalah sebagai Agent of change ( berperan dalam perubahan, pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa), Social Control ( berperan dalam melakukan kontrol; budaya, masyarakat dan perilaku ), Iron Stock ( berperan sebagai calon pemimpin masa depan bangsa). 

Sementara itu pembicara keempat H. Marwan menyampaikan materi tentang Literasi Digital Pondasi Milenial Menembus Global. Menurut beliau arti literasi digital dan prinsipnya yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital alat-alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, membuat informasi dan memanfaatkan secara bijak, sehat, cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum. Prinsip dasar pengembangan literasi digital: pemahaman untuk mengekstrak ide secara eksplisit dan implisit dari media, ketergantungan antara media yang satu dan faktor sosial menentukan keberhasilan jangka panjang suatu media. Ada pula contoh membuat konten digital dapat melalui berbagai macam media ; website, blog, sosial media. Konten digital ini hendaknya digunakan secara efektif agar menjadi media Pendidikan yang lebih baik, memberikan wawasan dan informasi. Generasi milenial perlu menguasai literasi digital dengan kemampuan yang harus diperhatikan yaitu mencari, menilai, menggunakan dan memproduksi informasi.. 

Mega Novelia sebagai Key Opinion Leader dalam webinar kali ini menuturkan generasi milenial harus bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan media digital. Kita juga dapat penghasilan dari media digital dan kita juga harus menjaga etika dalam menggunakan media digital. Ia juga menggunakan sosial media untuk berjualan dan kata kuncinya adalah kita harus memulai. Media sosial juga memudahkan kita dalam mempromosikan barang kita. Banyak sekali manfaat media sosial bagi kita. Selalu ingat media sosial adalah harimaumu dan kita juga harus menjaga etika agar orang yang melihat kita tidak melihat kita jelek.  

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satu peserta, Mustofa memberikan pertanyaan bagaimana caranya membangkitkan jiwa para milenial untuk menjadi pengusaha.  Pertanyaan ini dijawab Auri Adham Putro. Menurutnya kreativitas harus dipupuk. Usaha untuk menciptakan barang atau jasa yang unik harus diasah agar potensi kaum milenial bisa keluar maksimal.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.