Literasi Digital Sabang - Adaptasi Masyarakat Menuju Era Digital


BERITANESIA - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Sabang, Provinsi Aceh mulai bergulir. Pada Kamis, 17 Juni 2021 pukul 14.00 hingga 17.00, telah dilangsungkan Webinar bertajuk “Adaptasi Masyarakat Menuju Era Digital”

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. "Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Umum, dan sukses dihadiri sekitar 350 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Prayudi Widyanto, S.T,  Professional Business Coach; Niken Rizki Amalia, S.Gz, M.Si, Owner Deene Galery; M. Ikramsyah Putra, M.Eng., Instruktur Balai Latihan Kerja Maritim Kota Sabang; dan Ida Fitriani, S.Si, Presenter/Public Speaker Stasiun TVRI Aceh. Nazaruddin, S.IKom, Walikota Sabang juga mengisi webinar ini sebagai Keynote Speaker. Suchi Mentari bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Pada Sesi pertama, Narasumber Prayudi Widiyanto, S.T menyampaikan materi dengan tema “Digital Skill Untuk Masyarakat Umum”. Digital skill sudah ada sebelum internet ada, kemampuan ini semakin lama semakin terhubung dengan jaringan internet. Sejak pandemi Covid-19, internet menjadi satu-satu nya cara orang bersosialisasi, yang memunculkan begitu banyak kreatifitas karena bertumpu nya semua kegiatan kepada media sosial. Pergerakan kegiatan dari offline ke online, membuat kita harus memiliki digital skill yang sepadan dengan perkembangan digital. Kita perlu merubah mindset dari offline ke online. Rubah fix mindset “kegiatan terhambat akibat adanya pandemi Covid-19” menjadi growth mindset, yaitu membangun kebiasaan baru menggunakan perangkat digital sebagai sarana penghubung. Manfaatkan perubahan yang terjadi dan ambil hal positif dari suatu masalah. 

Giliran pembicara kedua, Niken Rizki Amalia S.Gz, M.Si menyampaikan materi berjudul “Memahami Fitur Keamanan di Berbagai Aplikasi Digital”. Indonesia termasuk kedalam 10 negara pemakai internet tertinggi di dunia. Aplikasi digital juga sudah memberikan fitur-fitur keamanan, oleh karena itu kita juga harus pintar untuk menjaga data pribadi kita dengan menggunakan fitur-fitur tersebut. Jika terjadi pelanggar di internet, seperti konten yang tidak sesuai atau orang yang menggunakan konten orang lain, jika ada laporan dari  masyarakat, maka bisa diproses. Sanksi yang biasa didapatkan di sosial media yaitu peringatan pertama, take down, penangguhan akun sementara, pemblokiran akun secara permanen. Yang harus dilakukan untuk keamanan aplikasi digital yaitu, gunakan password yang kuat, Two Factor Authentication, cek izin aplikasi di handphone, menggunakan email untuk registrasi akun, jangan asal klik link, dan ubah password secara berkala.

Tampil sebagai pembicara ketiga, M. Ikramsyah Putra, M.Eng menyampaikan materi “Etika Berinteraksi Dengan Email, Google Drive dan Dropbox”. Email menjadi acuan identitas kita di dunia digital. Email membuat kita terhubung dengan berbagai kegiatan atau aplikasi di dunia internet. Alamat email kita di google misalnya, bisa membuat kita masuk ke berbagai platform atau aplikasi. Etika dalam dunia digital diarahkan pada kemampuan kita di dunia yang tidak terlihat secara langsung. Apapun yang ada di dunia digital sehari-hari mencerminkan kehidupan asli kita. Etika berbahasa, pilihlah bahasa yang sopan, etika membalas pesan, sebaiknya membalas lebih bagus. Jika kita sudah memiliki Gmail, akun kita sudah tersambung ke akun google drive. Google Drive dapat digunakan untuk menyimpan file besar karena email tidak dapat menyimpan file terlalu besar. Sama hal nya dengan Google Drive, Dropbox juga dapat menyimpan berbagai file dengan ukuran besar.

Pembicara keempat, Ida Fitriani, S.Si mengisi webinar dengan tema “Membangun Pribadi Yang Beretika Dan Bermoral Dalam Berdigital”. Komunikasi digital bisa dilakukan dengan siapapun tanpa harus tatap muka, namun tetap harus diperhatikan agar tidak keluar dari etika. Kita harus mengatasi dengan cepat perkembangan teknologi dan dibarengi dengan kemampuan digital kita. Hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi di dunia digital diantaranya, info yang tidak valid, jangan mudah terprovokasi, jangan terpancing info hoax. Hal yang tidak boleh dibagi di media sosial, pertama yaitu data pribadi, masalah pribadi, geolokasi terkini, foto barang mewah, pertanyaan kritis mengenai konten sensitif. Jejak digital bisa menjadi boomerang untuk diri sendiri, dan juga oversharing dapat memberikan efek psikologis.

Suchi Mentari) selaku Key Opinion Leader (KOL) menyampaikan literasi digital sangat diperlukan di era saat ini. Kita perlu dibimbing untuk menggunakan atau memanfaatkan media sosial dengan baik. Seperti contohnya UMKM yang menggunakan digital untuk berjualan. Hati-hati dalam menyebarkan informasi, dan manfaatkan dengan hal-hal yang bermanfaat.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Putri memberikan pertanyaan kepada M. Ikramsyah Putra, M.Eng, bagaimana UMKM di Pulau Weh mengatasi macet nya omset karena pandemi dengan digital skill? Narasumber menjawab selama pandemi banyak orang yang berpindah haluan atau pekerjaan, tapi kita bisa memanfaatkan link digital untuk mendorong pemasaran UMKM di Pulau Weh dengan menggunakan facebook misalnya, pasar juga menjadi luas tidak hanya di Aceh, dan tidak terpaku untuk pembeli langsung

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 3 kali webinar yang diselenggarakan di Kota Sabang. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. Webinar berikutnya akan diselenggarakan pada tanggal 4 Agustus 2021.

(MediaLitdig21_S1TA)