Pemkot Bogor Butuh 12 Ribu ASN Baru
Pemerintah kota Bogor
BERITANESIA.ID - Memasuki tahun 2021, Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) Kota Bogor menginformasikan bahwa
aka nada ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pensiun. Aries Hendardi
selaku Kabid Formasi, Data dan Penatausahaan pada BKPSDA mengungkapkan bahwa
ada 329 ASN yang akan memasuki masa pensiun di tahun ini. “Untuk ASN yang
pensiun tahun ini ada 329 orang,” ungkap Aries (24/1).
Pemerintah Kota Bogor
sebenarnya sudah memiliki 7.012 ASN, namun jika dilihat dari jumlah penduduk
yang mencapai 1,1 juta jiwa, idealnya Kota Bogor memiliki 12.000 ASN. “Kalau
melihat ideal, seharusnya kita memiliki sekitar 12.000 ASN,” ungkap Aries.
Jika dirinci berdasarkan
jenisnya, dari 7.012 ASN Kota Bogor, 3.914 diantaranya mengemban tugas sebagai
jabatan fungsional, sementara 3.098 lainnya mengemban tugas sebagai jabatan
struktural. “Memang jabatan fungsional lebih banyak, tapi tetap saja masih
belum ideal,” ungkap Aries.
Aries menilai saat ini Kota
Bogor masih kekurangan ASN. Meskipun Kota Bogor dihadapi dengan kenyataan yaitu
kekurangan ASN, Aries enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai posisi
ASN yang dibutuhkan. “Kekurangannya sekitar 5.000 ASN. Khususnya ASN pelayanan
dasar seperti guru dan dokter,” ungkap Aries.
Berbeda dengan Aries, Wali
Kota Bogor Bima Arya Sugiarto membenarkan jika Pemkot Bogor saat ini sedang
kekurangan ASN. Meski begitu, Wali Kota Bogor tersebut enggan memberikan banyak
komentar mengenai hal ini. “Kita butuh akuntan. Kita butuh IT, kita butuh guru,
kita butuh dokter. Tapi kita juga harus mawas diri, jangan sampai kebutuhan itu
membebani belanja tidak langsung kita. Harus dirasionalisasikan dulu,” ungkap
Bima Arya (24/1).
Yus Fitriadi selaku pengamat
pemerintahan menilai sebelum dibukanya pendaftaran ASN, seharusnya Pemkot Bogor
melakukan evaluasi khusus terlebih dahulu, yaitu untuk mengetahui efektifitas
kinerja ASN. Evaluasi kinerja, target capaian, hingga beban kerja ASN menjadi
sejumlah poin yang harus dievaluasi oleh Pemkot Bogor sebelum melakukan
pembukaan pendaftaran CPNS nanti. “Jangan sampai, ditambahnya ASN tidak
berpengaruh banyak untuk kemaslahatan,” ungkap Yus Fitriadi (24/1).
Idealnya, pemerintah
menempatkan sejumlah ASN yang difokuskan untuk melakukan pelayanan kepada
masyarakat daripada memperbanyak ASN struktural. Pemerintah melakukan kesalahan
besar apabila memperbanyak ASN struktural daripada memperbanyak ASN pelayanan,
karena yang harus dipenuhi adalah ASN yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat seperti guru, tenaga kesehatan, petugas desa dan kecamatan. “Sektor
pelayanan yang ASN nya harus ditambah, karena dari sektor ini yang akan
menentukan capaian kinerja pemerintah daerah yang sebenarnya. ASN pada sektor
ini yang benar-benar bersentuhan langsung dengan masyarakat dan melayani di
tengah masyarakat. Intinya jangan tamba ASN, kecuali ASN pelayanan,” tutup
pengamat pemerintahan tersebut (24/1).
Penulis : Dimas Adipratama
Editor : FFA