Perusahaan Tambang Terbesar Dunia Mulai Tinggalkan Bisnis Batu Bara


 Perusahaan pertambangan terbesar di dunia, BHP (BHPLF) sedang berupaya mengurangi bisnisnya di batu bara. Hal itu dikarenakan semakin besarnya penentangan terhadap sumber energi karbon tinggi.

Melansir CNN, Rabu (19/8/2020), BHP, perusahaan tambang yang berbasis di Melbourne, Australia, mengatakan akan mencoba menjual 80% sahamnya di perusahaan patungan BHP Mitsui Coal. Perusahaan itu memiliki dua tambang di Queensland yang memproduksi batu bara kokas dengan kualitas lebih rendah, yang digunakan untuk pembuatan baja.

Perusahaan juga berencana melepas aset batu bara termal di Australia dan Kolombia. Perdagangan saham di Bursa Efek London turun 2,6% setelah perusahaan melaporkan pendapatannya.

Di bawah CEO baru Mike Henry, BHP ingin meningkatkan bisnis ekstraksi tembaga dan nikelnya sambil mendivestasikan aset minyak dan gas yang sudah matang. Hal itu sebuah tanda bahwa perusahaan sedang mempersiapkan masa depan dengan bauran energi. Henry juga memfokuskan portofolio batu bara BHP pada tambang batu bara kokas berkualitas lebih tinggi.

"Dalam dunia dekarbonisasi, kami melihat ada sisi positif untuk aset-aset itu," kata Henry kepada para analis

Pandemi virus corona menekan permintaan minyak, gas, dan batu bara karena pabrik-pabrik ditutup, pesawat dilarang terbang, dan orang-orang diperintahkan untuk tinggal di rumah. Beberapa analis menilai permintaan sulit untuk pulih, sehingga mendorong perusahaan untuk mempercepat rencana energi hijau.

Awal bulan ini, BHP mengumumkan peningkatan sepuluh kali lipat dalam investasi rendah karbon saat bersiap menghadapi dunia yang menggunakan minyak jauh lebih sedikit.

Perusahaan yang menjual unit petrokimia tersebut mengatakan permintaan bahan bakar fosil bisa turun sebanyak 75% selama 30 tahun ke depan jika ingin kenaikan suhu global dibatasi hingga 1,5 derajat Celcius

sumber : detikFinance

Tags