Ribuan Ikan Di Bogor Mati Akibat Limbah Industri


BERITANESIA.ID - Kejadiannya mulai dari hari Senin, awalnya pada mabok. Cuma paling parah hari ini. Banyak ikan yang mati,” ungkap Aditya selaku relawan lingkungan (2/2). Ia meyakini bahwa matinya ikan-ikan yang berada di Situ Citongtut disebabkan oleh limbah yang tercemar. Sebab, setiap hari Situ ini dikontrol oleh sejumlah warga. “Kita ada komunitas yang memantau di sini, jadi terlihat kejadiannya seperti apa,” tutup relawan lingkungan tersebut.

Kepala Desa Cicadas, Dian Hermawan menduga ribuan ikan yang terdiri dari nila, mujair, dan gurame itu mati  akibat tercemar limbah cair beracun. Sebab, air yang berada di Situ Citongtut memiliki aroma yang tidak sedap. “Diduga ada perusahaan yang membuang limbah. Kan nggak mungkin juga kalau keluar dari tanah mengeluarkan limbah beracun,” ungkap Dian. Lebih lanjut, Dian belum mengetahui secara pasti asal usul limbah tersebut. “Kita sudah telusuri, tapi belum menemukan perusahaan mana yang membuang limbah sembarangan,” tutup Dian (2/2).

Menanggapi kejadian tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor langsung melakukan identifikasi pasca matinya ribuan ikan di Situ Citongtut. Dalam proses identifikasi, DLH mengelilingi kawasan Situ Citongtut sambil melakukan pemantauan di setiap sudut-sudut Situ.

Kepala Seksi (Kasi) Pengaduan DLH Kabupaten Bogor, Riri Lubis enggan memberikan kesimpulan terlalu cepat mengenai matinya ribuan ikan di Situ Citongtut yang diduga mati akibat adanya limbah industri dari pabrik yang berada di sekitar Situ Citongtut. “Kami belum dapat menyimpulkan. Perlu pendalaman lebih dalam,” ungkap Riri (2/2).

Lebih lanjut, Riri menjelaskan apabila sudah ditelusuri lebih dalam, maka tidak menutup kemungkinan DLH akan memberikan sanksi kepada pelaku pencemaran lingkungan. “Kalau prosedur kan harrus diverifikasi terlebih dahulu kebenarannya, kenyataannya seperti apa, baru ada tahapan lagi. Amanat Undang-Undang seperti itu,”. Selain itu, Riri juga berharap agar seluruh elemen masyarakat dapat peduli terhadap lingkungan. “Diperlukan peran serta semua pihak untuk sama-sama menjaga lingkungan agar tetap nyaman untuk semua,” tutup Riri (2/2).

Penulis : Dimas Adipratama 
Editor   : TNA