Rusia dan Ukraina Menggelar Latihan Militer Serentak


BERITANESIA.ID - Rusia dan Ukraina menggelar latihan militer serentak pada Rabu (14/4). Bersamaan dengan itu, para menteri luar negeri (menlu) dan menteri pertahanan (menhan) NATO memulai pertemuan darurat membahas pengerahan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Washington dan NATO khawatir dengan peningkatan besar pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Krimea, semenanjung yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada 2014.

Selain itu, dua kapal perang Amerika Serikat (AS) akan tiba di Laut Hitam pekan ini.

NATO khawatir situasi tegang saat ini dapat memicu perang di kawasan tersebut.

Rusia mengatakan langkah angkatan laut AS adalah provokasi yang tidak bersahabat. Moskow memperingatkan Washington untuk menjauh dari Krimea dan perairan Laut Hitam.

Menurut Rusia, pengerahan pasukan itu adalah latihan militer kilat tiga pekan untuk menguji kesiapan tempur dalam menanggapi situasi apapun yang terjadi.

Moskow menyebut perilaku mengancam dari NATO. Menurut Rusia, latihan militer itu akan selesai dalam dua pekan.

Menjelang kedatangan kapal perang AS, angkatan laut Rusia pada Rabu memulai latihan di Laut Hitam yang melatih penembakan pada target permukaan dan udara.

Latihan itu dilakukan sehari setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Moskow mengakhiri penambahan pasukannya.

Di Ukraina, angkatan bersenjata berlatih menangkis serangan tank dan infanteri di dekat perbatasan Krimea yang dicaplok Rusia, sementara menteri pertahanannya, Andrii Taran, mengatakan kepada anggota parlemen Eropa di Brussel bahwa Rusia sedang bersiap untuk berpotensi menyimpan senjata nuklir di Krimea.

Taran tidak memberikan bukti untuk pernyataannya tetapi mengatakan Rusia mengumpulkan 110.000 tentara di perbatasan Ukraina dalam 56 kelompok taktis seukuran batalion, mengutip intelijen terbaru Kyiv.

Pertempuran meningkat dalam beberapa pekan terakhir di timur Ukraina, tempat pasukan pemerintah memerangi separatis yang didukung Rusia dalam konflik tujuh tahun yang menurut Kyiv telah menewaskan 14.000 orang.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan pembicaraan di Brussel dengan Stoltenberg menjelang konferensi video ke-30 NATO.

Blinken mengatakan NATO akan membahas tindakan agresif Rusia di dan sekitar Ukraina, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat merosot ke titik terendah baru pasca-Perang Dingin bulan lalu setelah Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin adalah "pembunuh".

Dalam panggilan telepon dengan Putin pada Selasa, Biden mengusulkan diadakannya pertemuan puncak antara dua pemimpin untuk mengatasi sejumlah masalah, termasuk mengurangi ketegangan atas Ukraina.

Kremlin pada Rabu mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan semacam itu secara nyata.

Menurut Rusia, mengadakan pertemuan semacam itu bergantung pada perilaku Washington di masa depan, tampaknya terkait potensi sanksi AS pada Moskow.

Rusia secara teratur menuduh NATO mengganggu kestabilan Eropa dengan memperkuat pasukannya di negara-negara Baltik dan Polandia setelah pencaplokan Krimea oleh Moskow.

NATO membantah klaim Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa aliansi itu mengerahkan 40.000 tentara dan 15.000 peralatan militer di dekat perbatasan Rusia, terutama di Laut Hitam dan wilayah Baltik.