Satgas Covid 19 Meminta Agar Masyarakat Yang Telah Mendapatkan Vaksin Tidak Menyebarluaskan Sertifikat Vaksinasi.


BERITANESIA.ID - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta kepada setiap masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi dan mendapat setifikat vaksinasi agar tidak menyebar luaskan dengan mengunggah sertifikat bukti vaksinasi ke media sosial.

Hal itu sebagai upaya menjaga data pribadi kita yang tercantum dalam setifikat vaksin berupa kode QR yang dapat dipindai. 

Oleh karena itu, Wiku meminta masyarakat yang telah menerima sertifikat vaksinasi bijak dalam bertindak dan melindungi data pribadi.

 "Pemerintah meminta kepada para penerima vaksin Covid-19 yang sudah mendapat sertifikat bukti telah divaksin agar tidak mengunggahnya ke media sosial ataupun juga mengedarkannya," kata Wiku saat konferensi pers yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden. 

"Gunakan sertifikat tersebut sesuai dengan kebutuhannya karena tersebarnya data pribadi dapat membawa risiko bagi kita," tambahnya.

Wiku juga menambahkan menurut data ia yang didapat, hingga 20 Maret 2021, masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi sudah mencapai 5 juta jiwa. Ia pun berharap agar angka ini terus meningkat dengan cepat.

Wiku menjamin bahwa vaksin covid 19 yang diberikan ke masyarakat aman, berkhasiat, dan minim efek samping, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengikuti vaksinasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

"Saya meminta kepada masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam program vaksinasi ini sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan," ujar Wiku.

Proses Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari 2021 yang mana pertama kali mendapatkan vaksinasi adalah pak  Presiden RI Joko Widodo. Pada tahap pertama vaksinasi para tenaga kesehatan menjadi prioritas karena mereka berhubungan langsung dengan pasien covid 19.

Dan pada saat ini, vaksinasi covid 19 sudah mencapai tahap kedua yang menjadi fokus pada petugas pelayan publik dan lansia. Diharapkan vaksinasi dapat menjangkau 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta jiwa.

Penulis : M. Rif'at Azizi
Editor : DW