Sudah Divaksin Bukan Berarti Kebal Covid-19 Ya!


Vaksin

BERITANESIA.ID - Pemerintah Republik Indonesia secara resmi memulai program vaksinasi Covid-19 pada Rabu (13/1). Vaksin yang digunakan untuk uji coba adalah vaksin buatan China yang diproduksi oleh Sinovac. Vaksin Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Presiden Joko Widodo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, dan sejumlah public figure menjadi relawan uji vaksinasi untuk memberikan bukti kepercayaan kepada masyarakat bahwa vaksin tersebut aman dan memiliki khasiat mencegah Covid-19.

Raffi Ahmad menjadi salah satu perwakilan public figure yang menjadi relawan uji vaksin Sinovac. Raffi hadir di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (13/1). Ia diharapka bisa meyakinkan masyarakat Indonesia untuk tidak takut divaksin dan turut menyukseskan program vaksinasi untuk mencegah laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Belum sempat 24 jam berselang, Raffi Ahmad mendapat teguran dari sesama public figure. Teguran tersebut disampaikan oleh Sherina Munaf melalui media sosial.

Sherina menilai Raffi seharusnya tidak pergi ke acara yang mengandung unsur keramaian setelah divaksin. Sebab, sebagai public figure seharusnya Raffi dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. “Halo Raffi Ahmad, setelah divaksin bukan berarti keluyuran rame-rame dong. Anda dipilih jatah awal-awal vaksin karena followers banyak. Dengan alasan yang sama, tolong berikutnya konsisten beri contoh yang baik,” tulis Sherina pada akun Twitternya, Kamis (14/1) dini hari. Tidak hanya menegur melalui media sosial Twitter, Sherina juga melayangkan teguran melalui unggahan Instastory miliknya. Tak lupa, ia menandai akun @raffinagita1717. “Please you can do better than this. Your followers are counting on you,” tulis Sherina dalam unggahan Instastory.

Dengan adanya vaksin Sinovac, masyarakat masih meragukan dan bertanya apakah mungkin setelah melakukan vaksinasi masih bisa terinfeksi Covid-19? Menjawab persoalan tersebut, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro dr. SpA(K) angkat bicara. “Apakah (vaksin Covid-19) menjamin 100 persen (tidak akan terinfeksi)? Saya rasa di dunia ini tidak ada yang menjamin 100 persen,” ungkap Prof Sri dalam keterangan pers Persetujuan Penggunaan Darurat (EUA) CoronaVac, Senin (11/1).

Prof Sri menegaskan bahwa pemberian vaksin Covid-19 ini dimaksudkan agar partisipan tidak mengalami kesakitan yang parah dan meminimalisir risiko kematian. Ada hal lain yang perlu diingat oleh masyarakat bahwa penyuntikan vaksin Sinovac ini akan dilakukan secara dua kali. Setelah mendapatkan suntikan pertama, hal tersebut tidak langsung membuat antibodi meningkat secara drastis. “Paling tidak setelah 2 kali disuntik, paling tidak 14 hari sampai 1 bulan itu baru maksimal antibodinya. Makanya di antara rentang itu, orang ini masih rentan, maka masker tidak boleh lepas, apalagi belum seluruhnya (menerima vaksin), ada yang menolak segala, itu yang kemudian jadi tidak aman begitu, maka di sini harus bersama-sama kita imunisasi” tutup Prof Sri.

Penulis : Dimas Adipratama
Editor : MRN