Suku Tengger Disebut Keturunan Terakhir Majapahit


Suku Tengger salah satu suku Jawa yang hidup di lereng Gunung Bromo. Konon suku ini keturunan Kerajaan Majapahit terakhir yang masih hidup hingga saat ini.
Hal ini tidak lepas dari sosok Roro Anteng yang disebut-sebut sebagai putri dari Raja Majapahit, Brawijaya yang mengungsi ke wilayah Tengger akibat serangan kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah pada abad ke 16 Masehi.

Beberapa kisah, juga menceritakan Roro Anteng mengungsi ke wilayah Tengger ketika terjadi konflik perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi pada Tahun 1405-1406 Masehi.

Roro Anteng kemudian menikah dengan putera Brahmana bernama Joko Seger, dan nama keduanya kemudian diabadikan sebagai nama Suku Tengger, yakni 'teng' dari Roro Anteng dan 'ger' dari Joko Seger.

Sehingga muncul anggapan bahwa Suku Tengger merupakan keturunan dari Roro Anteng dan Joko Seger, sekaligus warga kerajaan Majapahit terakhir yang masih hidup.

Agama Hindu yang dianut Suku Tengger mengalami akulturasi dengan budaya asli Tengger. Misalnya dalam penggunaan kalimat sapaan "hong ulun basuki langgeng" yang artinya Tuhan tetap memberikan keselamatan yang kekal kepada kita.

Keberadaan suku Tengger ini merupakan keturunan dari penduduk Majapahityang melakukan pelarian saat terjadi peperangan yang menyebabkan runtuhnya kerajaan. Para ahli sejarah mengatakan, penduduk Majapahit merasa terdesak, terlebih ketika agama Islam mulai masuk ke wilayah tersebut.

Sebagian penduduk memilih mengungsi ke wilayah Bali, sementara sebagian yang lain memilih tinggal di kawasan pegunungan yang ada di Jawa Timur, seperti Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Kejadian ini berlangsung pada abad ke-16. Demikian menurut catatan Robert W. Hefner dalam bukunya yang berjudul Hindu Javanese: Tengger Tradition and Islam.

Suku Tengger terkenal dengan keberagaman budaya dan ritual upacaranya. Salah satu yang populer di kalangan masyarakat luas adalah upacara Kasada atau Yadnya Kasada. Upacara ini dilakukan di hari ke-14 pada bulan Kasada dalam penanggalan Jawa.

Upacara Kasada merupakan sebuah ritual yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur dan harapan agar dijauhkan dari malapetaka. Upacara ini dilakukan dengan melarung hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo. Dalam perkembangannya, upacara ini menjadi salah satu hari raya umat Hindu Tengger.

Tags