Warga Kota Bandung Ciptakan Helm Anti Ngantuk untuk Cegah Kecelakaan


Simon Yudistra Sanjaya pria yang tinggal di sebuah ruko di kawasan Komplek Rajawali, Kota Bandung membuat sebuah inovasi baru berupa Helm Anti Ngantuk.

Sekilas melihat helm buatannya itu seperti helm biasanya namun ada beberapa bagian terutama di dalam helmnya memiliki duri tumpul berbahan karet.

Helm Anti Ngantuk ini pun diperuntukan dengan bertujuan agar rasa kantuk pengendara bisa hilang.

Simon menjelaskan fungsi duri tumpul berbahan karet ini memiliki manfaat bisa melancarkan aliran darah dan oksigen di kepala sehingga mampu mengurangi rasa ngantuk saat berkendara.

Mulanya terasa pada bagian saraf mata terlebih dahulu. Simpul-simpul di kepala itu nantinya terhubung ke seluruh tubuh.

Kerja duri tumpul sebanyak 76 buah tersebut itu memijat dan menstimulus saraf di kepala. Hal itu yang membuat pengendara saat merasa ngantuk bisa hilang.

“Helm ini seperti terapi saat dipakainya, melancarkan peredaran darah, ini bisa mengurangi kelelahan dan rasa ngantuk bisa hilang,” kata Simon.

Simon mengungkapkan pemakaian helm ini hanya membutuhkan waktu 10 menit atau saat pengendara merasa kantuk.

Ia mengungkap ide awal pembuatan helm anti ngantuknya berawal dari kecelakaan yang dialami pada tahun 2016 yang lalu.

Akibat dari kecelakaan itu, tempurung lutut kakinya mengalami retak dan harus dioperasi.

Dari situ Simon mengaku dirinya ingin membuat sebuah inovasi agar pengendara mobil bisa aman saat mengendarai kendaraan. Tercetuslah ide membuat helm anti ngantuk tersebut.

“Mudah-mudahan helm ini bisa banyak manfaatnya bagi pengendara, ” ungkapnya.

Selain itu, kata Simon, Helm Anti Mengantuk ini bisa bermanfaat untuk mengurangi sakit kepala migren hingga menghilangkan masuk angin setelah mengendarai mobil dengan jarak jauh.

Untuk proses pembuatan, per satu helm Simon mengaku bisa membutuhkan waktu 2 jam lamanya.

Ia berharap dengan adanya inovasi yang dibuatnya itu, helm anti ngantuk ini bisa mengurangi angka kecelakaan di jalan.

Menurut data yang dirisetnya pribadi, dari tahun 2017 kasus kecelakaan hampir mencapai 98 ribu sebanyak 25 ribu korban meninggal ditambah dari total kecelakan itu hampir 35 persen kecelakaan akibat mengantuk.

“Jadi yang diharapkan saya helm ini bisa dikenal dan dipakai semua orang, agar bisa mengurangi kecelakaan di jalan,” ujarnya.

Kini helm karya pria lulusan Teknologi Pangan di Universitas Pasudan ini dijual dan tergolong ramah di kantong.

Penggunannya pun cukup sederhana dan praktis. Untuk 1 unit helm, Simon menjual dengan harga Rp 80 ribu.

Helm buatan Simon juga telah didistribusikan di Jawa Barat dan Jawa Tengah serta dijual di market place.

Tags