Webinar “Internet Sehat Untuk Anak Cerdas” Aceh Utara


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh dengan mengusung tema “Internet Sehat Untuk Anak Cerdas”.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat, tanggal 25 Juni 2021 pukul 14.00 - 17.00 ini mengupas tentang cara orang tua untuk mengajarkan anak agar cerdas menggunakan internet di era digital seperti sekarang ini.

Pada webinar yang menyasar target segmen Pelajar, Mahasiswa, PNS, Guru, dan Masyarakat Umum ini sukses dihadiri oleh sekitar 500 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dhini Gilang Prasasti S.IKom M.E, Kepala Seksi Layanan Hubungan Media; Yuswardi M.kom.I, Sekjen PWI Aceh Utara/Kota Lhokseumawe; Edrida Pulungan, M.HI., M.Si, ASN Future Leader Anugerah Kemenpan RB 2020, Founder Lentera Pustaka Indonesia; dan Jafaruddin, Kepala Biro Serambi Indonesia Lhokseumawe. Penggiat media sosial yang juga Owner @omo.bites & @lulalila.id & mompreneur Nina Kardiana, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada sesi pertama Dhini Gilang Prasasti, S.Ikom, S.E menyampaikan bahwa internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi masyarakat di Indonesia. Begitu pula dengan gawai bisa dibilang tidak ada yang tidak memakai gawai di Indonesia untuk setiap kebutuhannya.  Agar aman di internet perlu diingat, jangan posting data pribadi, ingat password, jangan lupa untuk log out akun kita, selalu waspada saat berkomunikasi dengan orang, dan patuhi batasan usia yang ditetapkan. Kemudian sebagai orang tua cara mengasuh anak di era digital adalah dengan memperhatikan dan mengawasi anak tersebut.

Tampil sebagai pembicara kedua Edrida Pulungan, M.HI., M.Si, ia menjelaskan literasi digital adalah salah satu solusi agar masyarakat lebih nyaman dan aman di internet. The best legacy for literate society, santun bermedsos, berkarya, berprestasi, produktif dan berdampak, bermanfaat bagi masyarakat dan berkontribusi di bidang iptek, dan science. Sharing, be smart, make your own masterpiece, get knowledge and more experience and make Indonesia proud.

Sebagai pembicara ketiga tampil Jafaruddin yang mengatakan ada beberapa hal yang harus kita perhatikan sebelum menerima dan menyampaikan informasi yakni, validasi, verifikasi, dan klarifikasi berita dan sumbernya, agar sebuah berita itu jelas dan benar informasinya, dan agar HOAX tidak tersebar lebih luas lagi. Al Quran mengajarkan cara berkomunikasi yang baik yaitu atas dasar kebenaran dan kesabaran, dan filterisasi dalam menerima informasi, hindari saling olok atas perbedaan, dan berkomunikasilah dengan cara yang baik serta tersirat nilai nilai kebenaran.

Pembicara keempat Yuswardi M.Kom.I menyampaikan internet bisa menjadi pisau bermata dua, bisa menjadi positif dan negatif. Media sosial juga memberikan banyak kemudahan dalam aktivitas kita seperti informasi bisa disajikan secara cepat, bisa sebagai tempat pencitraan politisi dan legislatif serta bisa sebagai media dakwah. Dalam pemanfaatannya internet, memiliki kekurangan karena tidak ada tirai pemisah untuk memfilter mana hoax dan bukan hoax, terjadi pengelompokkan masyarakat terutama pada pilpres 2019. Kemudian, yang terburuk adanya persekusi yaitu perlakuan buruk atau penganiayaan atau diperlakukan sewenang-wenang terhadap seseorang atau sejumlah warga. Sanksi pidananya melanggar UU ITE Pasal 43A dan pasal 45A UU No. 11 tahun 2016.

Nina Kardiana sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan untuk menghadapi anak dalam penggunaan internet adalah dengan memberi waktu tertentu dan mendampingi mereka dalam mengakses internet. Kemudian Nina menceritakan pengalaman menemukan banyak hoax dan ia tentunya harus mengkonfirmasi ulang kebenaran berita tersebut.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Rifa Azkia memberikan pertanyaan kepada Jafaruddin, netizen Indonesia dicap sebagai netizen paling tidak sopan, bagaimana cara untuk berkomentar dengan sopan dan jujur sehingga dapat didengar? Narasumber menanggapi bahwa etika itu adalah diatas segalanya, begitupun dalam komunikasi. Orang akan lebih mendengarkan jika komentarnya diberikan secara sopan dibanding berkomentar kasar. Dalam menyampaikan kritikan harus mengedepankan etika dalam penyampaiannya. Tentunya isi komentar kita itu mengandung kebenaran dan jujur, serta disampaikan dengan sopan.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.