Webinar Literasi Digital Belajar Agama Di Era Digital Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara


Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dengan mengusung tema “Belajar Agama di Era Digital”.


Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 1 Juli 2021 pukul 09.00–12.00 WIB ini mengupas tentang belajar agama di era digital. 


Pada webinar yang menyasar target segmen ASN, penyuluh agama, pelajar, serta guru dan sukses dihadiri 387 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, Dr. Nandang Koswara seorang Dosen Program Doktor Pendakwah, Muhadi, MA seorang Inspirator untuk Pribadi Hebat Kaprodi KPI, H. Abdul Fahri, S.Ag seorang Kasi Bimas Islami Kemenag Karo, dan Drs. Rasden Boang Monala, M.Th Kasi Pendidikan Agama Kristen Kemenag Karo. Penggiat media sosial Della Oktarina bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.


Pada Sesi pertama tampil Dr. Nandang Koswara memaparkan bahwa dengan menciptakan belajar agama online yang nyaman dan menyenangkan dengan proses pembelajaran contohnya dalam agama islam adalah penanaman aqidah, pembiasaan berakhlak mulia, dan amaliah ibadah. Di agama lain tentunya ada pembelajaran tentang budi pekerti dan akhlak  yang baik. Pendidik bukan sekedar pengajar, tetapi juga psikolog, inspirator, dan komunikator yang baik.


Giliran pembicara kedua, Muhadi, MA menjelaskan kiat sukses membuat pengajian online kita harus melihat dan memilih tokoh pembicara yang bagus, pilih materi yang tepat dan sesuai dengan segmentasi audiens serta menarik. Kemudian, pilih waktu yang tepat untuk on air, pilih media yang terjangkau audiens. Lalu, buatlah iklan secara massif. Pemilihan tema dalam kegiatan keagamaan adalah sesuai dengan kebutuhan audiens, atau bisa diambil dari masalah terupdate di masyarakat serta melihat background keilmuan diri.


Tampil sebagai pembicara ketiga H. Abdul Fahri, S.Ag mengatakan perbedaan dalam masyarakat harus kita sikapi dengan baik agar demokrasi dan toleransi dapat berkembang. Contohnya dalam memerangi hoax secara bersama-sama untuk dapat memanfaatkan media sosial dengan positif. dengan cara kritis dalam mencari informasi, tidak mudah percaya dan mencari faktanya terlebih dahulu. Harus ada filter serta memberi teguran kepada orang yang menyebarkan berita hoax


Pembicara keempat Drs. Rasden Boang Monala, M.Th menuturkan menyampaikan kita adalah bangsa yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hukum untuk mengatur etika di ruang digital ini tentunya UU ITE. Ruang digital ini harus etis. Dunia digital ini memiliki karakteristik komunikasi global yang melintasi batas-batas geografis dan batas-batas budaya. Pentingnya kejujuran dan kritis dalam menyikapi informasi. Ungkapkanlah yang benar dan bermanfaat.


Della Oktarina sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan penting sekali bagi kita dalam memfilter informasi-informasi yang kita dapatkan di media sosial. Harus berhati-hati, bijak dan cerdas lagi dalam menggunakan media sosial.


Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Dwi Alfari memberikan pertanyaan kepada Muhadi, MA tidak sedikit pula yang melakukan manipulasi pengajian atau memotong-motong video materi sehingga menyulut api emosi dan memunculkan perpecahan, bagaimana cara untuk meminimalisir hal tersebut? Narasumber menjawab manipulasi tidak mungkin terhindar dalam media online. Tugas kita yang terpenting, jika ada sesuatu yang dipelintirkan atau diplesetkan, tugas kita adalah meluruskan hal tersebut. Melakukan klarifikasi jika itu merugikan kita. Kita perlu memperbanyak salam perdamaian di tengah masyarakat. Pelurusan dari apa yang salah itu terus dibagikan lagi sebanyak-banyaknya. Agar kebenaran itu dapat terlihat. Melakukan langkah-langkah perbaikan untuk mengantisipasinya.


Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 


Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 


Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.


(litdig/kh)




Tags