Webinar Literasi Digital Bijak Mengekspresikan Diri Di Era Digital Kota Medan-provinsi Sumatera Utara


Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan mengusung tema “Bijak Mengekspresikan Diri di Era Digital”.

Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 3 Juli 2021 pukul 09.00–12.00 WIB ini mengupas tentang bagaimana bijak mengekspresikan diri di era digital. 

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa serta pelajar dan sukses dihadiri 336 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, Sandi Kartasasmita, M.Psi seorang Psikolog dan Psikoterapis, Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom seorang Akademisi, Saptari Wibowo, SS. TESOL, F.Dip. OXCEL, Cert.ICT JOO seorang Praktisi Bahasa, dan Dr. Mohammad. Yusri, M.Si Ketua Pusat Kajian Kebijakan Pembangunan Strategis UMSU. Penggiat media sosial Joddy Caprinata bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama tampil Sandi Kartasasmita, M.Psi memaparkan dalam bermedia sosial, jika kita menggunakannya sesuai dengan potensi kita itu akan menghasilkan sesuatu yang positif. Jika kita sudah menemukan bakat kita kemudian kita tentukan media digital yang sesuai dengan passion yang kita miliki. Media digital bisa digunakan untuk mengoptimalkan diri kita. Bagikan pengetahuan atau keterampilan sesuai dengan potensi yang ada dan memiliki dampak positif bagi sesama.

Giliran pembicara kedua, Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom menjelaskan untuk menghindari terjebak dalam penyebaran konten negatif adalah dengan membuat konten entertain, konten edukatif, konten inspiratif, dan konten informatif. Selain itu untuk melindungi data pribadi, adalah berkaitan dengan kata sandi yang harus dikombinasi dengan huruf dan angka serta ganti kata sandi secara berkala.

Tampil sebagai pembicara ketiga Saptari Wibowo, SS. TESOL, F.Dip. OXCEL, Cert.ICT JOO mengatakan hacker dan cracker melakukannya dibawah motif untuk mendapat keuntungan atau uang, Espionage, FIG (Fun, Ideology, Grudge), atau mungkin motif lainnya adalah karena error dan glitches. Bagi potensi hacker atau cracker ada dua kemungkinan yaitu untuk masuk ke jeruji atau membuat pundi. Jika melakukan destroy dan steal tentu masuk ke jeruji. Lalu, jika untuk membuat pundi bisa menjadi consultant, trainer, innovator. Semua yang didapatkan sesuai dengan niatnya. Untuk generasi yang jenius harus berpikir dua kali terhadap apa yang dilakukan. 

Pembicara keempat Dr. Mohammad. Yusri, M.Si menuturkan ada dua hal yang kontradiktif dalam perkembangan digital ini. Pertama, penggunaan internet tidak lagi memandang batas-batas teritorial, negara kota atau desa. Kedua, ada kesenjangan sumber daya manusia antara mereka yang di desa atau kota. Mereka yang tinggal di perkotaan memiliki aktivitas digital internet yang lebih baik.

Joddy Caprinata sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan bagi semua kalangan atau profesi kita harus melek digital, dengan adanya literasi digital kita diharapkan bisa mengelolanya dengan baik.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Aldy Renaldo memberikan pertanyaan kepada Dr. Mohammad. Yusri, M.Si bagaimana cara untuk mengubah masyarakat yang konvensional menjadi masyarakat digital? Narasumber menjawab pertama tentu belajar secara otodidak, mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa mungkin sudah bisa. Tetapi cenderung para orang tua yang belum bisa memiliki kemampuan digital. Sekarang merupakan era digital, jadi beliau pikir tidak akan sulit untuk mengubahnya menjadi masyarakat digital.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

(litdig/nf)

Tags