Webinar Literasi Digital Cerdas Bermedsos Generasi Milenial Kota Metro Provinsi Lampung


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kota Metro, Provinsi Lampung dengan mengusung tema “Cerdas Bermedsos Generasi Milenial”.

Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 14.00 – 17.00 WIB ini mengupas tentang cara untuk cerdas dalam bermedsos. 

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa dan sukses dihadiri 671 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Ir. Fachrur Rozi Alwi Dahlan seorang Staf Khusus/Ahli Bidang Advisor Ketua DPRD Kota Bekasi, Niken Rizki Amalia, S.Gz., M.Si, yang merupakan seorang Owner Deenee Gallery, Tansri Adzlan Syah, M.Psi seorang Dosen Universitas Muhammadiyah Lampung, dan  Jefri Randani, S.Pd, CH.CHt  Millenial Influencer dan Direktur International Languange Course. Penggiat media social Popi Anggraini bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama tampil Ir. Fachrur Rozi Alwi Dahlan memaparkan bijak dalam bermedia sosial, harus menggunakannya dengan prinsip T.H.I.N.K yaitu true, helpful, illegal (hindari hal-hal yan dilarang), necessary, dan kind. Beliau mendorong bahwa generasi millennial dan gen Z ini adalah komposisi terbesar demografi Indonesia. Hendaknya bagi para stakeholder maupun orang tua harus memperhatikan keberadaan mereka. 

Giliran pembicara kedua, Niken Rizki Amalia, S.Gz., M.Si menjelaskan fitur-fitur keamanan dari berbagai aplikasi sosial media yang perlu kita lakukan seperti gunakan password yang kuat, password yang harus di hindari : Bismillah, Alhamdulillah, rahasia, tanggal lahir, nama anak, ataupun alamat. Kemudian, gunakan Two Factor Authentication dengan kode OTP untuk masuk ke akun kita. Kode OTP dikirim melalui email atau nomor telepon dan hanya bisa digunakn satu kali. Kemudian, gunakan email untuk registrasi akun. Cek pengaturan “izin aplikasi” pada handphone kita. Jangan klik link apapun yang mencurigakan, dan mengganti password secara berkala. 

Tampil sebagai pembicara ketiga Tansri Adzlan Syah, M.Psi mengatakan Beliau membahas tentang dampak pornografi terhadap kesehatan mental. Bagi pengguna internet yang sudah kecanduan terhadap hal ini dan mendapat stimulus atas konten pornografi ini memunculkan banyaknya kasus seperti pelecehan seksual atau kekerasan seksual. Kerusakan otak akibat kecanduan dari pornografi bahkan lebih berat dibanding kecanduan lainnya seperti kecanduan narkoba. Karena, kerusakan terjadi pada otak bagian depan yang fungsinya untuk memori, emosi, mengambil keputusan seperti benar atau salah dan turunnya self control.

Pembicara keempat Jefri Randani, S.Pd, CH.CHt menuturkan materi tentang keluarga yang menjadi fondasi kuat untuk generasi millenial di dalam menggunakan internet. Untuk dapat menggunakan internet dengan baik kita juga perku meningkatkan skill atau kemampuan kita dalam memanfaatkan media digital. Orang tua dan keluarga memiliki peranan paling signifikan dalam penggunaan media sosial bagi anak dan remaja. Masalah terbesar denga media sosial dapat dikatakan bahwa anak atau remaja dalam menggunakan media sosial terlalu banyak memberikan informasi pribadi atau TMI (too much information).

Popi Anggraini sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan kita memang tidak bisa lepas dari gadget atau internet. Kehilangan jaringan internet dalam satu menit saja kita sudah kesulitan. Kita harus punya skala prioritas dalam menggunakan media sosial. Setiap media sosial harus kita ketahui akan digunakan untuk apa. Untuk pengawasan dalam penggunaan gadget bagi anak-anak kita harus mengatur waktu juga dalam menggunakan gadget kita sediri. Setidaknya dengan tidak memainkan gadget di depan anak, dan lebih sering berkomunikasi langsung dengan anak. apa yang kita cari di media sosial akan muncul juga di halaman penacrian kita di akun yang lain. 

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Azeb Maulana memberikan pertanyaan kepada Ir. Fachrur Rozi Alwi Dahlan strategi apa yang dilakukan untuk pemerataan pengetahuan dalam menangani kurangnya pengetahuan dan menangani berita hoax yang tersebar di masyarakat pelosok yang terbatas dalam bermedia sosial? Narasumber menjawab salah satu strategi dari KEMKOMINFO dengan literasi digital adalah usaha untuk melakukan sosialisasi dan peningkatan kemauan dan digitalisasi. Ada upaya kuat dari pemerintah untuk akses internet sampai ke seluruh pelosok Indonesia. Perlu sinergi dari pemerintah dengan pihak-pihak swasta. Indonesia punya potensi sangat besar, bonus demografi ini harus kita rebut dengan sebaik-baiknya. Referensi kita itu bisa kita lihat dari Jepang. Jepang pernah mengalami bonus demografi. Tetapi fokus Jepang itu pendidikan dan menjadi negara maju. Maka, hal ini perlu dicontoh oleh Indonesia saat ini, pendidikan dan digitalisasi harus menjadi fokus kan dan kuatkan untuk menjadi negara besar dan maju.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.


(litdig/dw)

Tags