Webinar “Literasi Digital Dalam Dunia Pendidikan” Bengkulu Utara


BERITANESIA.ID - Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dengan mengusung tema “Literasi Digital Dalam Dunia Pendidikan”.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu, tanggal 23 Juni 2021 pukul 09.00 - 12.00 ini mengupas tentang fenomena sistem pembelajaran yang berubah menjadi pembelajaran digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Guru dan Siswa SMP, sukses dihadiri oleh 806 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Nida Nidiana, Higher Primary Academic Coordinator; Reni Haerani, S.Kom., M.Kom, Dosen dan Praktisi Digital; Dr. H. Agus Haryanto, SE., MM., Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kab. Bengkulu Utara; dan Kusno, S.Pd., M.Pd., Ketua PGRI Kab. Bengkulu Utara. Penggiat media sosial yang juga seorang Traveller Elyas Nur Firdayana, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama, Nida Nidiana menjelaskan mengenai keterampilan digital dalam pendidikan di era digital. Digital skill adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan dan memanfaatkan “digital devices” untuk navigasi, evaluasi, dan membuat informasi untuk menunjang kebutuhan kita. Kita harus terampil mengoptimalkan gawai yang dimiliki, kenali keunggulan gawai kita agar dapat menunjang proses pembelajaran jarak jauh. Beberapa aplikasi gratis yang bisa membantu membuat media belajar interaktif diantaranya adalah canva, slidesgo, google jamboard, quizzes, puzzle maker, book creator, dan podcast.

Giliran pembicara kedua, Reni Haerani, S.Kom., M.Kom. yang menyampaikan materi tentang memahami Peraturan dan etika digital. Kebebasan berpendapat di dunia maya diatur dalam pasal 27 ayat 3 UU ITE Nomor 19 tahun 2016. Oleh karena itu pentingnya edukasi agar jangan sampai ketidaktahuan mereka dalam berekspresi dapat berdampak buruk bagi mereka. Terkait dengan berekspresi di media sosial, setiap pengguna medsos mendapatkan kebebasan yang sama serta kewajiban yang sama pula. Hal yg harus disadari Bersama oleh para pengguna medsos bahwa mereka mengisi tempat/ruang yang sama tanpa adanya batas waktu dan jarak akan tetapi masih menggunakan bahasa yang sama dalam berkomunikasi, membangun kolaborasi dengan norma, berinteraksi dengan etika, serta mengembangkan hubungan dengan budaya. Kita berada di era digital dimana informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital , maka kejahatan yang di internet akan selalu terjadi, dan kita sebagai pengguna internet harus waspada setiap aktif dalam internet. Sopan santun dalam berinteraksi dengan cara hindari huruf kapital yang berlebihan, kutip seperlunya, berhati-hati terhadap hoax, gunakan bahasa baik dan benar, hindari mengirim file atau konten yg melanggar hukum, bersikap santun dan menghargai kehidupan pribadi seseorang.

Tampil sebagai pembicara ketiga Dr. H. Agus Haryanto, SE., MM menjelaskan elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital menurut Douglas A,J. Belshaw yaitu daya pikir dalam menilai konten. Keterampilan dalam literasi digital menjadi hal yang mesti dikuasai pengguna internet. Dengan penggunaan internet yang terbilang tinggi, pihak pemerintah Indonesia mesti memikirkan cara terbaik dalam menanggulangi berita atau informasi hoaks, ujaran kebencian, dan perilaku intoleran yang dapat dengan mudah ditemui media sosial. Kegiatan literasi digital di masyarakat misalnya media sosial untuk peningkatan usaha dan kewirausahaan, penggalangan dana sosial, menggunakan petisi daring (online) untuk kontrol sosial, dan mencari pekerjaan.

Pembicara keempat Kusno, S.Pd., M.Pd menyampaikan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak dan mempunyai pengaruh yang sangat besar, peran orang tua sangat menentukan akhlak anak dalam perubahan dan perkembangan hidupnya. Peran orang tua dalam pendidikan bagi anak adalah melalui literasi digital. Tujuan literasi digital bagi anak adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan positif dalam menggunakan media digital dalam kehidupan sehari hari, dan mampu secara bijak dan tepat mengarahkan dan mengembangkan budaya literasi digital bagi anak. Saat ini terjadi peningkatan frekuensi akses anak terhadap penggunaan internet dan intensitas pemanfaatan media digital dalam berbagai kegiatan anak. Strategi Gerakan literasi digital yang bisa dilakukan oleh orang tua yaitu harus menjadi teladan literasi dalam menggunakan media digital, orang tua harus menciptakan lingkungan sosial yang komunikatif dalam keluarga, khususnya dengan anak.

Elyas Nur Firdayana sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan ada beberapa referensi baru yang dia dapat terutama tentang literasi digital setelah mengikuti webinar ini. Saat ini tengah marak tentang cyber crime, kita tentunya perlu hati-hati terhadap keamanan digital kita. Gunakan media sosial kita untuk personal branding, tidak apa-apa melakukan pencitraan karena kita tentunya ingin apa yang pantas yang baik untuk diposting di media sosial. Tentunya hal yang perlu diingat adalah selalu bijak dalam bermedia sosial. 

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Sri Wahyuni,S.Pd.Gr. memberikan pertanyaan kepada bapak Kusno, S.Pd., M.Pd, apa yang harus dilakukan agar anak dapat menggunakan gadget secara aman dan sesuai dengan kebutuhannya? Narasumber menjawab siapkan konten-konten untuk anak dan perlu setting gadget untuk anak seperti ada pembatasan pada jelajah dan aplikasi.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.