Webinar Literasi Digital Generasi Millenial Cerdas Tangkal Hoax Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan-provinsi Sumatera Selatan


Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan dengan mengusung tema “Generasi Millenial Cerdas Tangkal Hoax”.

Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 2 Juli 2021 pukul 09.00–12.00 WIB ini mengupas tentang bagaimana generasi millenial yang cerdas bisa menangkal hoax. 

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa, pelajar, serta masyarakat umum dan sukses dihadiri 525 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, Sandi Kartasasmita, M.Psi seorang Psikolog dan Psikoterapis, Harry Sanjaya S.Sos, M.Si seorang Kepala Seksi Pelayanan Informasi Publik Diskominfotik, Yunizir Djakfar, S.Sos, M.Ip seorang Wakil Rektor I Universitas Baturaja, dan Septiana Wulandari, S.Ikom, M.Ikom Dosen Universitas Baturaja. Penggiat media sosial Tomy Ristanto bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama tampil Sandi Kartasasmita, M.Psi memaparkan dalam mengambil keputusan untuk menyaring segala informasi yang berkaitan dengan hoax itu adalah terbuka dengan segala kemungkinan, tidak bisa langsung mempercayai informasi yang didapat. Kemudian menyadari apa dampak positif maupun negatif dari keputusan yang diambil jika kita menyebarkan informasi tersebut dan manfaat apa bagi orang lain jika kita mengambil keputusan tersebut. 

Giliran pembicara kedua, Harry Sanjaya S.Sos, M.Si menjelaskan fenomena hoax saat ini sudah menjadi masalah nasional, memicu perpecahan dan merusak stabilitas nasional, terganggu kerukunan di masyarakat karena berbau SARA, meningkatkan kriminalitas dan menghambat pembangunan. 

Tampil sebagai pembicara ketiga Yunizir Djakfar, S.Sos, M.Ip mengatakan hoax yang sering diterima biasanya berupa tulisan, gambar dan video. Kemudian, paling banyak tersebar melalui saluran media sosial, aplikasi chatting, situs web, televisi atau media cetak. Dampak utamanya, memicu perpecahan dan pertikaian. Memberikan informasi yang salah kepada pembuat kebijaksanaan serta menjadikan fakta tidak lagi bisa dipercaya atau post truth era.

Pembicara keempat Septiana Wulandari, S.Ikom, M.Ikom menuturkan dalam era digital ini juga sudah marak tentang penyebaran hoax. Untuk menghindarinya kita perlu cek sumber berita, hati-hati dengan judul provokatif, cek keaslian foto dan video, mencari tahu segalanya yang belum kita ketahui, perbanyak membaca dan ikut dalam grup anti hoax. Cek informasi hoax bisa melalui turnbackhoax.id dan cekfakta.com atau membandingkan dengan media kredibel lainnya.

Tomy Ristanto sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan idealnya ke depan berharap kita semua tidak lagi terjebak atau menyebarkan berita hoax. Dalam menangkal berita hoax kita jangan mudah percaya, cek kembali foto atau video dan tidak percaya dengan akun yang display picturenya kosong.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Arinda Oktavianti memberikan pertanyaan kepada Septiana Wulandari, S.Ikom, M.Ikom bagaimana cara kami mahasiswa ini mengingat masa pandemic sekarang ini menggunakan internet agar memiliki kemampuan dalam menilai berita hoax? Narasumber menjawab dalam masa pandemi ini, kita semua pembelajaran online. Tak kenal maka tak sayang, maka kenalilah media yang kita konsumsi, semakin sering mengkonsumsi kita akan bisa memilah informasi mana yang benar. Harus ada filter dan tahu media tersebut kredibel atau tidak, sudah terverifikasi atau belum. Untuk para siswa untuk mencari informasi dalam proses pembelajaran online ketika mencari referensi harus tahu dulu blog atau website atau media mana yang bisa dipercaya atau tidak. Terus belajar dan banyak membaca.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

(deo)

Tags