Webinar Literasi Digital Inovasi Media Penyiaran Di Era Digital Kabupaten Nias Utara-provinsi Sumatera Utara


Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara dengan mengusung tema “Inovasi Media Penyiaran di Era Digital”.


Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 3 Juli 2021 pukul 14.00–17.00 WIB ini mengupas tentang bagaimana inovasi penyiaran di era digital. 


Pada webinar yang menyasar target segmen masyarakat umum dan sukses dihadiri 755 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, Dr. Meithiana Indrasari, ST, MM seorang Akademisi Unitomo dan Regional Director ICSB East Java, Drs. Eko Pamuji, M.I.Kom seorang Sekretaris PWI Jatim dan Ketua Jaringan Media Siber Indonesia Jatim, Dr. Solihah Titin Sumanti, MA seorang Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FIS UINSU, dan Rahmad Syuhada, S.Kom, M.Kom Dosen dan Peneliti UINSU. Penggiat media sosial Popi Anggraini bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.


Pada Sesi pertama tampil Dr. Meithiana Indrasari, ST, MM memaparkan konten yang menarik harus relevan, helpful dan fun. Kemudian konten yang baik adalah yang mendidik seperti product knowledge, manual dan tutorial. Lalu, menghibur dan membujuk, seperti good values, positive reviews atau testimoni. Kemudian, share worthy dan searchable.


Giliran pembicara kedua, Drs. Eko Pamuji, M.I.Kom menjelaskan digitalisasi pers melahirkan media massa baru yaitu media online yang ditopang teknologi informasi yang sudah merasuk ke masyarakat. Kecepatan penyajian dan kehadirannya bisa menjadikan seluruh masyarakat menjadi wartawan yang bisa menginformasikan atau mewartakan sebuah peristiwa atau pendapat. Digitalisasi pers berdampak banjirnya informasi yang bisa cenderung menjadi hoax.


Tampil sebagai pembicara ketiga Dr. Solihah Titin Sumanti, MA mengatakan salah satu produk dari ekspresi dari sisi negatif yang sering kita dengar adalah ujaran kebencian. Ucapan atau tulisan yang dibuat seseorang atau kelompok di muka umum atau media untuk menyebarkan dan menyulut kebencian suatu individu, kelompok terhadap individu atau kelompok lain yang berbeda suku, ras dan agama. Ujaran kebencian diatur dalam UU No. 11 Tahun 2008  ITE.


Pembicara keempat Rahmad Syuhada, S.Kom, M.Kom menuturkan media online sebagai wadah komunikasi dan aspirasi di era digital. Konsep dalam hal ini meliputi skill, aplikasi, kondisi dan tantangan. Dalam skill, harus memiliki strategi media sosial yang terarah. Kondisi nyata di daerah-daerah masih kurangnya programmer yang dapat melakukan pengembangan-pengembangan aplikasi. Tantangannya adalah membangun inovasi digital mengikuti perkembangannya.


Popi Anggraini sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan mau tidak mau kita mengikuti perkembangan yang ada. Tetapi jika bisa melakukannya sesuai dengan hobi kita mungkin akan lebih menyenangkan. Dalam berinternet kita memang harus mengambil positifnya, jika kita mengikuti yang negatif kita akan sulit untuk maju atau berkembang.


Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Isep Ahmadi Nugraha memberikan pertanyaan kepada Drs. Eko Pamuji, M.I.Kom dari sisi tingkat keamanan, lebih secure mana platform seperti e-money apa lebih aman menggunakan handphone atau dari PC laptop? Narasumber menjawab setiap platform memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada alat yang paling aman, karena biasanya kesalahan disebabkan oleh kelengahan atau human error. Contoh mendapat SMS hadiah dari provider, kesadaran dan paham atas penipuan adalah kuncinya. Alat secanggih apapun, tergantung pada manusianya . Kalau dari sisi konten kita bisa mengamati dan memiliki pengalaman subjektif, ketika itu tidak masuk akal itu sudah pasti penipuan.


Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 


Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 


Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.


(litdig/nf)



Tags