Webinar Literasi Digital Kolaborasi Budaya Pesantren Dengan Budaya Digital Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan


Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan dengan mengusung tema “Kolaborasi Budaya Pesantren Dengan Budaya Digital”.


Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 1 Juli 2021 pukul 09.00–12.00 WIB ini mengupas tentang bagaimana kolaborasi budaya pesantren dengan budaya digital. 


Pada webinar yang menyasar target segmen ustadz, ustadzah, serta pengelola pesantren dan sukses dihadiri 267 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, Habib Musthofa bin Idrus Al Khirid seorang Pengajar PP Anwaruttauhid Batu, Malang, Ir. Makmur Solahudin, M. Eng seorang Penasehat Ikatan Alumni Program Habibie, Dr. H. Izzah Zen Syukri, S.Pd, M.Pd seorang Manager Ponpes Muqimus Sunnan, dan H. Deni Priansyah, S.Ag, M.Pd.I Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palembang. Penggiat media sosial Adetyaa Herdini bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.


Pada Sesi pertama tampil Habib Musthofa bin Idrus Al Khirid memaparkan ada tiga target pesantren dalam memaksimalkan media, yaitu tahsilul ilmi atau menyampaikan ilmu agama kepada murid secara personal maupun kepada masyarakat secara umum. Saat ini seperti pengajian online. Kedua, tazkiyah nufus atau penyucian jiwa, tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tapi dzikir bersama secara online. Tiga, dakwah ilallah atau mengajak orang-orang untuk mengenal pesantren.


Giliran pembicara kedua, Ir. Makmur Solahudin, M. Eng menjelaskan tips digital privacy and security, pilih OS original, pilih aplikasi yang terjamin aman. Kedua, gunakan browser yang sudah teruji. Ketiga, hindari sedapat mungkin email spam. Keempat, simpan di cloud yang sudah terjamin kerahasiaan dan keamanan. Kelima, perhatikan alamat web yang dibuka. Keenam, hindari transaksi yang menggunakan ID, password, data pribadi lainnya.


Tampil sebagai pembicara ketiga Dr. H. Izzah Zen Syukri, S.Pd, M.Pd mengatakan hati-hati menggunakan jari, jika salah share celaka kita. Berpikirlah, apakah ada manfaatnya atau malah mudharat. Tabayyun dan klarifikasikan.


Pembicara keempat H. Deni Priansyah, S.Ag, M.Pd.I menuturkan pelajaran agama tidak lagi menjadi sesuatu yang menegangkan karena adanya literasi digital yang menambah daya tarik khususnya bagi milenial masa kini dengan pemanfaatan gawai. Santri dapat dibiasakan membuat konten untuk menambah pengalaman belajar sehingga santri menjadi lebih kreatif, terampil memanfaatkan media.


Adetyaa Herdini sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan dari pengalaman pribadi, kita juga menggunakan sosial media tik tok walaupun belum digunakan sepenuhnya. Karena disana banyak banget tips dan juga salah satu media sosial yang menunjang bisnis kita


Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Wildan Devin Permana memberikan pertanyaan kepada Habib Musthofa bin Idrus Al Khirid pada zaman serba online dan virtual, bagaimana dengan santri yang tidak memiliki jaringan internet terutama di daerah? Narasumber menjawab kami coba untuk mengakses bersama temannya. Ditanya dulu, apa ada santri yang berada di tempat yang sama dipondok pesantren. Kalau tidak, santri akan diberikan tugas secara fisik. Itu opsi terakhir apabila tidak dapat mengakses media sosial.


Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 


Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 


Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.


(litdig/kh)

Tags