Webinar Literasi Digital Menangkal Hoax Dengan Literasi Digital Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung


Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung dengan mengusung tema “Menangkal Hoax Dengan Literasi Digital”.

Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 2 Juli 2021 pukul 09.00–12.00 WIB ini mengupas tentang bagaimana menangkal hoax dengan literasi digital. 

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum dan sukses dihadiri 337 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, Anwar Fattah, S.T, M.TI seorang Cyber Security Officer, Cecep Nurul Alam, S.T, M.T seorang Bidang Ahli ICT Kopertais II Jawa Barat, Tansri Adzlan Syah, M.Pd seorang Dosen Universitas Muhammadiyah Lampung, dan Ribut Julianto, S.Kom, M.T.I Kepala IT Universitas Muhammadiyah Lampung. Penggiat media sosial Leon Ray Legoh bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama tampil Anwar Fattah, S.T, M.TI memaparkan ada banyak contoh kriminalitas di media sosial. Contohnya seperti pembajakan akun, penipuan berkedok jual beli online, penculikan, pemerkosaan, penggelapan dan prostitusi online. Beliau mengatakan, kita harus lebih bijak dan berhati-hati dalam mengklik link. Dan gunakanlah password yang sulit diretas orang. Ingat dan simpan baik-baik password yang kita miliki supaya kita tidak terkena cyber crime, penipuan akun dan penipuan olshop.

Giliran pembicara kedua, Cecep Nurul Alam, S.T, M.T menjelaskan multikulturalisme adalah apresiasi, pemahaman, serta penilaian terhadap budaya seseorang, dan penghormatan serta rasa keingintahuan mengenai budaya etnis dari orang lain. Karena kita berada dalam negara yang multikultural maka kita jangan sembarangan menyebarkan hoax, tapi gunakanlah media sosial dengan bijak untuk melakukan kegiatan yang positif. 

Tampil sebagai pembicara ketiga Tansri Adzlan Syah, M.Pd mengatakan personal branding adalah proses untuk membangun citra diri, agar kita mendapatkan peluang yang diinginkan. Sebelum membangun personal branding kita harus memperhatikan personal value, keahlian, tampilan fisik dan sikap supaya dapat membangun persepsi orang lain terhadap kita dan bermanfaat bagi orang-orang. Kita harus juga harus memiliki keunikan dan keotentikan supaya kita mudah dalam melakukan personal branding. Dan media sosial adalah cara orang melakukan personal branding di zaman digital seperti sekarang ini.

Pembicara keempat Ribut Julianto, S.Kom, M.T.I menuturkan setiap generasi pegawai memiliki tantangan yang berbeda-beda. Ada 5 sektor di dunia pekerjaan yaitu otomotif, elektronik, makanan dan minuman, kimia, tekstil dan budaya . Ada banyak  tools yang dapat kita gunakan untuk  memanajemen pekerjaan di masa seperti sekarang ini.

Leon Ray Legoh sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan supaya lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Kita harus memperhatikan kebijaksanaan dalam bermedia sosial. Jangan hanya karena ingin dikenal banyak orang kita jadi menyebarkan sesuatu yang salah atau tidak benar.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Vincent memberikan pertanyaan kepada Ribut Julianto, S.Kom, M.T.I banyak sekali di zaman digital ini, orang bertutur kata yang tidak sopan, menyakiti perasaan seseorang dengan berkomentar yang negatif di postingan orang lain. Padahal jika kita bertemu tatap muka langsung, dalam melakukan suatu hal pasti kita mikir 3-4 kali dalam melakukan suatu hal agar tidak menyakiti dan menyinggung perasaan orang lain. Bagaimana cara kita mengatasi hal tersebut? Narasumber menjawab bermedia sosial itu sangatlah bebas sehingga membuat orang bebas dalam berkomentar dan lain sebagainya. Inilah pentingnya kita untuk memiliki etika yang baik dalam bermedia sosial. Kita harus bijak dan harus menghargai orang walaupun itu di media sosial.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.


(litdig/deo)

Tags