Webinar Literasi Digital Menjadi Mahasiswa Produktif Di Era Digital Kota Pekanbaru-provinsi Riau


Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau dengan mengusung tema “Menjadi Mahasiswa Produktif di Era Digital”.


Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 3 Juli 2021 pukul 14.00–17.00 WIB ini mengupas tentang bagaimana menjadi mahasiswa produktif di era digital. 


Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa dan sukses dihadiri 735 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, Muhamad Arif Rahmat, S.H.I seorang Certified Life Coach, Inna Dinovita, S.T.P seorang Owner Saesha Cantika Indonesia, Dr. Erlin, S.Kom, M.Kom seorang Dosen Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia, dan Prof. Dr. Teddy Chandra, S.E, M.M Wakil Rektor I Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia. Penggiat media sosial Della Dwi Oktarina bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.


Pada Sesi pertama tampil Muhamad Arif Rahmat, S.H.I memaparkan beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang konsumen kita untuk membuat persona, yaitu biodata seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, status keluarga. Pekerjaan seperti jabatan, penghasilan, pekerjaan sampingan dan hobi, minat aktivitasnya, rutinitas, perilaku sehari-harinya. Solusi, apa yang bisa kita tawarkan untuk membantunya. Konten yang dibuat selalu disesuaikan dengan target market yang diinginkan.


Giliran pembicara kedua, Inna Dinovita, S.T.P menjelaskan risiko datang dari mana saja, yaitu dari awam atau pemula, orang asing, orang yang kita kenal. Bahkan, penyerang juga menyerang dengan motif keuangan. Cara untuk terhindar dari kejahatan siber ini, yaitu ketahui aset kita yang terhubung ke jaringan internet, batasi akses, perbarui pertahanan kita dengan selalu memperbarui sistem perangkat dan data kita, periksa kekuatan password kita.


Tampil sebagai pembicara ketiga Dr. Erlin, S.Kom, M.Kom mengatakan sepuluh netiket dalam berinteraksi di dunia maya, yaitu ingatlah keberadaan orang lain, taat kepada standar perilaku online yang sama kita jalani dalam kehidupan nyata, berpikir lebih dulu sebelum berkomentar, hormati waktu dan bandwidth orang lain, gunakan bahasa yang sopan dan santun, bagilah ilmu dan keahlian, menjadi pembawa damai dalam diskusi yang sehat, hormati privasi orang lain, jangan menyalahgunakan kekuasaan, dan maafkan jika orang lain membuat kesalahan.


Pembicara keempat Prof. Dr. Teddy Chandra, S.E, M.M menuturkan hal positif dari adanya kuliah online, yaitu di mana dosen lebih inovatif dalam membuat materi. Dosen dan mahasiswa juga bisa lebih melek teknologi. Mereka mau tidak mau harus beradaptasi dengan hal itu. Selain itu, revolusi industri teknologi semakin cepat diterapkan di dunia maupun Indonesia di masa pandemi ini. Pendidikan harus dipaksa supaya bisa menjawab kebutuhan industri ini. Perguruan tinggi harus terus berinovasi. Pendidikan online harus tetap dijalankan dan dilegalkan oleh pemerintah.


Della Dwi Oktarina sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan mahasiswa dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi digital dan dituntut untuk peka akan peluang bisnis digital. Untuk melahirkan konten yang positif dan produktif, kita juga harus mengimbanginya dengan etika. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang sopan dan santun. Alangkah baiknya kita membawa budaya santun itu ke era digital. 


Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Eva Malinda memberikan pertanyaan kepada Muhamad Arif Rahmat, S.H.I apa saja yang perlu diperhatikan dan dilakukan agar dapat memulai bisnis online? Narasumber menjawab pertama, temukan alasan mengapa harus membeli produk kita. Kedua, temukan alasan mengapa mereka harus percaya dengan kita misal, memiliki sertifikat halal. Ketiga, temukan alasan mengapa pembeli harus membeli sekarang.


Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 


Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 


Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.


(litdig/nf)

Tags