Webinar Literasi Digital Menjadi Pejuang Anti Kabar Bohong (Hoaks) Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh


Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh bergulir. Kali ini mengusung tema “Menjadi Pejuang Anti Kabar Bohong (Hoaks)”.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu, 17 Juli 2021 pukul 09.00-12.00 ini mengupas tentang menjadi pejuang anti kabar bohong.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Kegiatan yang  secara nasional telah dibuka oleh Presiden Jokowi ini dilaksanakan secara simultan di semua daerah dengan target 10 juta partisipan mengikuti webinar dan tersentuh oleh literasi digital. 

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar, sukses dihadiri oleh sekitar 811 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Gushevinalti, M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi dan Penggiat Literasi Digital; Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom, Akademisi dan Penggiat Literasi Digital; Muhibbul Khibri, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh; dan Rusydi, S.Ag, Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UINSU. Penggiat media sosial Leon Koil bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo memberikan sambutan.

Pada Sesi pertama, Dr. Gushevinalti, M.Si menyampaikan per Januari 2021, dari 274,9 juta penduduk: 345,3 juta orang melakukan koneksi telepon seluler, 202,6 juta pengguna internet, dan 170 juta pengguna media sosial aktif. Youtube, WA, IG, FB, dan  Twitter adalah lima besar platform media sosial yang paling banyak digunakan. Situs yang lalu lintasnya paling tinggi (lima besar): google.com, detik.com, youtube.com, kompas.com, dan tribunnews.com.

Giliran pembicara kedua, Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom mengatakan mengapa hoaks harus DILAWAN karena membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan hingga membuat masyarakat mengambil keputusan yang lemah atau bahkan salah.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Muhibbul Khibri, S.Pd, M.Pd menjelaskan jika kita salah menganalisa itu akan menimbulkan virus yang sangat besar. dan efek virus hoaks bagi siswa karena merusak akal dan karakter, merusak kualitas diri secara optimal, mematikan kreatifitas, menohok sentimen negatif siswa, melemahkan konsep literasi.

Pembicara keempat, Rusydi, S.Ag menuturkan problematika netizen Indonesia, berdasarkan studi yang dilakukan Microsoft selama 2020, netizen Indonesia disebut sebagai pengguna sosial media paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Laporan yang didasarkan atas survei pada 16.000 responden di 32 negara antara April-Mei 2020 itu menunjukkan Indonesia ada di peringkat 29.

Wahyu Wiwoho selaku Key Opinion Leader menyampaikan setelah kita mendapatkan informasi kita harus cek ricek dahulu mengenai berita tersebut, jadi kita memiliki fast check untuk cek mengenai berita tersebut, saran saya ketika kita mendapatkan informasi kita harus cross check dulu mengenai berita tersebut, karena tidak semua informasi yang tersebar di media sosial belum tentu benar.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Afyani yang bertanya apakah kecanggihan teknologi komunikasi yang sekarang ini bisa mempengaruhi tersebarnya hoax dan bagaimana peran pemerintah dalam menanggulangi berita hoax? Narasumber Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom menanggapi sekarang kita hidup di era ketidaktahuan dimana kita tidak tahu siapa pembuatnya, siapa pembacanya dan tidak tau kebenarannya, jadi dengan kemajuan teknologi ini sangat mudah untuk menyebarkan informasi. Dan salah satu peran yang dilakukan pemerintah adalah dengan dengan adanya Gerakan literasi digital ini salah satu peran pemerintah dan pemerintah juga menginginkan agar rakyatnya cakap dalam menggunakan digital.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Aceh Besar. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.

(litdig/sm)

Tags