Webinar Literasi Digital Menjaga Kualitas Belajar Dari Pesantren Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi


Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi kembali bergulir. Kali ini mengusung tema “Menjaga Kualitas Belajar dari Pesantren”.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu, 17 Juli 2021 pukul 09.00-12.00 ini mengupas tentang menjaga kualitas belajar dari pesantren.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Kegiatan yang  secara nasional telah dibuka oleh Presiden Jokowi ini dilaksanakan secara simultan di semua daerah dengan target 10 juta partisipan mengikuti webinar dan tersentuh oleh literasi digital. 

Pada webinar yang menyasar target segmen santri pesantren Attoyyiba Kerinci, sukses dihadiri oleh sekitar 433 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni M. Adhi Prasnowo, ST., MT., IPM., ASEAN Eng, Mendeley Advisor Akademis; Reni Haerani, S.Kom., M.Kom, Dosen dan Praktisi Digital; Dhani Windra Gusva, S.Pd, Guru Pesantren Attoyyibah; dan Ryanto Toto, Founder Kabar Baik Kerinci dan Penggemar Literasi Digital. Penggiat media sosial Chika Audika bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo memberikan sambutan.

Pada Sesi pertama, M. Adhi Prasnowo, ST., MT., IPM., ASEAN Eng menyampaikan keterbukaan dan kejujuran dalam keluarga bisa melindungi anak dari materi negatif internet. Batasi penggunaan dan dilibatkan pada kegiatan lain seperti olahraga. Pengguna internet harus diberikan pemahaman tentang internet sehat, supaya mereka terhindar dari hal-hal negatif yang ada di internet. Amankan anak dari konten negatif dengan jalan filter dan pengamanan perangkat baik melalui aplikasi, ISP ataupun DNS.

Giliran pembicara kedua, Reni Haerani, S.Kom., M.Kom mengatakan dunia digital kini telah menjadi dunia nyata kedua kita, bahkan dunia digital sering menjadi yang pertama dibanding dunia nyata. Ada beberapa alasan mengapa harus ada etika di dunia digital. Salah satunya yaitu: latar belakang maupun lingkungan pengguna internet yang heterogen dan berbeda-beda, berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda- beda.  Dan salah satu etika dalam pembelajaran online yaitu: Peserta didik tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Dhani Windra Gusva, S.Pd menjelaskan sebagus apapun kecerdasan digital yang kita cari, tidak akan menggantikan peran guru. Budaya digital mengacu kepada budaya yang dibentuk oleh kemunculan dan penggunaaan teknologi digital. Ada 3 karakteristik budaya digital, diantaranya: jenis proses teknis yang terlibat, jenis bentuk budaya yang muncul dan jenis pengalaman yang dibawa oleh budaya digital.

Pembicara keempat, Ryanto Toto menuturkan kita harus bisa memanfaatkan platform yang ada untuk mencari ilmu dan kita juga bisa menggunakan media sosial untuk berdakwah, Mencoba hal baru namun masih dalam aturan yang positif. Kecakapan itu lahir dari konsistensi dan kreatifitas lahir dari keberanian menguji. Media adalah wadah fungsi nya kita yang menentukan, maka dari itu kita harus mampu menggunakan media untuk hal yang positif, produktif, dan bermanfaat.

Chika Audika selaku Key Opinion Leader menyampaikan kita harus melek dalam menggunakan media digital. Kita juga harus memperdalam ilmu tentang bagaimana menggunakan media social yang baik sehingga dapat bermanfaat bagi diri kita maupun orang lain. literasi digital ini sangat luas sehingga kita harus bijak dan hati-hati dalam menggunakannya.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Predy Siswanto yang bertanya dalam pembelajaran online guru padahal sudah menggunakan berbagai macam media sehingga pembelajaran tampak menarik. tetapi kadang respon peserta didik sangat slow respon dalam pembelajaran. terkadang tugas pun jarang mengumpulkan, sulit sekali siswa agar mengerjakan tugas. bagaimana solusi terkait permasalahan seperti ini? Narasumber Reni Haerani, S.Kom., M.Kom menanggapi ini merupakan tantangan bagi kita semua, jadi semua pihak harus mendukung proses tersebut. Pastikan murid memiliki kemampuan dan aplikasi pembelajaran. Dan ini merupakan tugas sang guru untuk kreatif dalam memberikan pengajaran bagi para murid nya. Guru juga harus memberikan feedback yang baik sehingga murid akan paham dengan apa yang kita ajarkan.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Kerinci. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.

(litdig/sm)

Tags