Webinar Literasi Digital Promosi Seni Budaya Indonesia Melalui Media Digital Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh


Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh kembali bergulir. Kali ini mengusung tema “Promosi Seni Budaya Indonesia Melalui Media Digital”.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu, 17 Juli 2021 pukul 09.00-12.00 ini mengupas tentang promosi seni budaya Indonesia lewat digital.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Kegiatan yang  secara nasional telah dibuka oleh Presiden Jokowi ini dilaksanakan secara simultan di semua daerah dengan target 10 juta partisipan mengikuti webinar dan tersentuh oleh literasi digital. 

Pada webinar yang menyasar target segmen siswa dan mahasiswa, sukses dihadiri oleh sekitar 643 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Nida Nidiana, Higher Primary Academic Coordinator Sekolah Madania; Resista Vikaliana, S.Si, MM, Akademisi Bid. Manajemen, Penulis Buku, Penggiat Taman Bacaan KBM; Muhammad Handika Surbakti, SH, Founder UNISA Student Forum dan Life Coach XY Leadership; dan Zulfikar Taqiuddin, S.Sn, M.T, Ketua Pusat Riset dan Pengembangan Seni USK Banda Aceh. Penggiat media sosial Tysa Novenny bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo memberikan sambutan.

Pada Sesi pertama, Nida Nidiana menyampaikan etika yang baik dalam penggunaan internet yaitu, mematuhi hukum-hukum atau norma-norma yang berlaku dalam dunia internet. Tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan para pengguna internet lainnya.

Giliran pembicara kedua, Resista Vikaliana, S.Si, MM mengatakan jangan memberikan informasi pribadi, tidak membagikan informasi login, wajib untuk selalu logout, selektif memilih followers, berhati-hati dengan perangkat lunak ilegal, dan tidak membuka URL (Uniform Resource Locator) mencurigakan.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Muhammad Handika Surbakti, SH menjelaskan cakap digital sendiri memiliki definisi seperti memahami dan menggunakan perangkat lunak maupun perangkat keras secara bijak dan tepat sasaran.

Pembicara keempat, Zulfikar Taqiuddin, S.Sn, M.T menuturkan usaha menjadi kreatif berawal dari pengalaman masa anak-anak,  bermain ataupun bersosialisasi, berkompetisi, mengatur strategi, bermain sambil mendengar cerita, pengalaman menonton atraksi budaya tradisional, menggambar, mengikuti kompetisi menggambar, menari tarian tradisional, dan masih banyak lainnya.

Tysa Novenny selaku Key Opinion Leader menyampaikan kita bisa memanfaatkan media sosial untuk men-sharing akan budaya Indonesia, dengan begitu budaya kita akan dikenal lebih banyak orang.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Zahratun Nisa yang bertanya bagaimana mengasah daya kemampuan sebagai mahasiswa untuk bisa menjadi mahasiswa yang berkompeten dan membawa pengaruh baik terhadap transformasi digital saat ini? Narasumber Muhammad Handika Surbakti, SH menanggapi banyak aspek yang bisa menggunakan mesin, tapi ada yang tidak bisa yaitu bijaksana manusia. Jadi sebagai mahasiswa berlatih rasa toleransi, karena mesin tidak punya hal tersebut. Untuk mengasahnya bisa aktif di dalam komunitas maupun organisasi.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Aceh Barat Daya. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.

(litdig/sm)

Tags