Webinar Literasi Digital Tips Dan Trik Jualan Online Kota Pekanbaru Provinsi Riau


Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau kembali bergulir. Pada Sabtu, 31 Juli 2021 pukul 09.00 hingga 12.00, telah dilangsungkan Webinar bertajuk “Tips dan Trik Jualan Online”.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. "Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa, dihadiri oleh sekitar 718 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Drh. Deddy F. Kurniawan, Owner/CEO Dairy Pro Indonesia Group; Muhamad Arif Rahmat, SHI, CEO Kampungkaleng.com; Tatang Yudiansyah, Komisioner Komisi Informasi Prov. Riau; dan Fahmi Sugandi, S.Kom, Head of Digital at Manning & Co. Singapore. Hana Faridl sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill. 

Pada sesi pertama, Drh. Deddy F. Kurniawan menyampaikan masyarakat saat ini berubah menjadi masyarakat yang korporasi, konsumsi protein, gaya hidup yang sehat, masyarakat yang praktis, dan masyarakat yang memiliki jaminan. Yang harus diperhatikan adalah masyarakat yang kreatif, inovatif, dan mempertahankan konsistensinya. Kita harus fokus dan sesuaikan kompetensi dan kesukaan.

Giliran pembicara kedua, Muhamad Arif Rahmat, SHI mengatakan risiko siber adalah risiko kerugian bisnis yang terkait dengan sistem teknologi. Risiko ini dapat berupa kerugian keuangan, gangguan operasional, masalah hukum dan tanggung jawab, atau rusaknya reputasi usaha. Perbarui sistem pertahan dengan memperbarui operating system. Kata sandi akan lebih mudah diretas dengan serangan brutal, serangan kamus, pengisian kredensial, dan pesan phising. Dengan membuat kata sandi yang kuat dengan kata sandi yang cukup panjang, rumit tetapi dapat diingat. Jangan gunakan tanggal lahir atau menggunakan informasi pribadi. Kemudian, jaga PIN, 2FA, dan OTP Anda. 

Tampil sebagai pembicara ketiga, Tatang Yudiansyah menjelaskan tips yang anda bisa lakukan dalam memproduksikan produk secara online adalah mendapatkan banyak lead (prospek) dan juga meningkatkan traffic website. Membuat akun media sosial Instagram, Facebook, dan lainnya. Mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku pada media sosial yang digunakan. Membangun strategi konten bisnis (gambar dan deskripsi). Menggunakan SEO (Search Engine Optimization). Memahami kebutuhan dan karakter pelanggan. Memperhatikan pelayanan terhadap pelanggan. Memperhatikan calls-to-action. Mengembangkan landing page.

Pembicara keempat, Fahmi Sugandi, S.Kom menuturkan skill dasar yang wajib dimiliki adalah memahami literasi digital dan komputasi, digital marketing dengan langkah awal riset kata kunci, social media marketing, google bisnisku atau google maps, marketplace, website dan toko online, email marketing, SEO dan SEM, dan beriklan (sponsored, PPC, dan lain-lain).

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Aya yang bertanya bagaimana tindakan pemerintah terhadap pelaku hoax yang membuat orang lain bisa percaya media sosial hoax? Seperti apa UU yang tercantum terhadap perilaku hoax tersebut? Kapan mulainya berita hoax banyak yang tersebar di Indonesia maupun di luar Indonesia? Narasumber Tatang Yudiansyah menanggapi kita harus menutup kemudharatan, seandainya berita ini salah maka mudhorotnya berdampak bagi seluruh orang, maka kita harus mencegah dan lebih baik tidak menyebarkannya.  Hoax sudah ada sejak zaman Yunani, zaman Rasulullah sudah ada kasus tersebut. 

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan di Kota Pekanbaru. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.


(litdig/deo)

Tags