Webinar Literasi Digital Upaya Mencegah, Menghadapi, Dan Melawan Perundungan Digital (Cyberbullying) Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh


Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh kembali bergulir. Kali ini mengusung tema “Upaya Mencegah, Menghadapi, Dan Melawan Perundungan Digital (Cyberbullying)”.


Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu, 14 Juli 2021 pukul 09.00-12.00 ini mengupas tentang upaya mencegah, menghadapi, dan melawan perundungan digital (cyberbullying).


Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 


Kegiatan yang  secara nasional telah dibuka oleh Presiden Jokowi ini dilaksanakan secara simultan di semua daerah dengan target 10 juta partisipan mengikuti webinar dan tersentuh oleh literasi digital. 


Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa dan masyarakat umum, sukses dihadiri oleh sekitar 390 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Masfuukhatur Rokhmah, M.Psi, Psikolog Klinis; Dr.rer.nat.dr. Maulana Ikhsan, M.Sc, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh; Arnawan Hasibuan, S.T., M.T, Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh, Aceh dan Konsultan Tenaga Ahli Kelistrikan; dan Dr. Lintang Ratri Rahmiaji S.Sos., M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi UNDIP, Japelidi. Penggiat media sosial media Elyas Nur Firdayana bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo memberikan sambutan.


Pada Sesi pertama, Masfuukhatur Rokhmah, M.Psi menyampaikan identifikasi dan antisipasi perundungan digital mengapa sangat penting karena kemajuan teknologi digital dan perkembangan komunikasi melalui media digital saat ini, menurut WHO terjadi peningkatan kasus  perundungan digital (cyberbullying) di Indonesia terutama saat pandemic covid-19. 


Giliran pembicara kedua, Dr.rer.nat.dr. Maulana Ikhsan, M.Sc mengatakan cyberbullying biasa terjadi melalui digital platform, dan bisa melalui sosmed, game online, pengirim pesan atau telepon. Mengapa orang membully orang lain karena dia ingin dominan, insecure dengan diri sendiri, pernah jadi korban bully, dan cemburu.


Tampil sebagai pembicara ketiga, Arnawan Hasibuan, S.T., M.T menjelaskan kita percaya bahwa semua warga memiliki hak untuk mengakses semua bentuk media dan informasi, melalui teknologi, sehingga dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Definisi penyandang disabilitas Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensori dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.


Pembicara keempat, Dr. Lintang Ratri Rahmiaji S.Sos., M.Si menuturkan dalam menggunakan media social dengan bijak dan baik, jangan sampai kita menggunakan sosial media untuk hal yang negatif. Jangan sampai yang kita posting dapat melukai hati orang lain dan untuk membully orang lain karena itu dapat melukai orang lain.


Elyas Nur Firdayana selaku Key Opinion Leader menyampaikan kebebasan berekspresi itu juga ada batasannya jangan sampai melewati norma norma kehidupan kita, dan postingan yang kita posting kan itu menjadi personal branding kita.


Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Aulia fitri yang bertanya apa yang membuat komunikasi seseorang (warganet) bisa melakukan perundungan di medsos? Narasumber Dr. Lintang Ratri Rahmiaji S.Sos., M.Si menanggapi ada 2 alasan mengapa orang cenderung gampang berkomentar. Pertama, budaya Indonesia sebagai kolektif yaitu dengan membuat kita terbiasa dengan orang lain dan kedua budaya lisan yang menjadi kebiasaan negara timur yang suka berbicara atau mengobrol, dan dengan kemajuan sosmed ini yang membantu untuk berdiskusi di social media.


Webinar ini merupakan satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Aceh Utara. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.


(litdig/kh)


Tags