BERITANESIA.ID - Ketegangan antara Hizbullah dan Israel semakin memanas setelah milisi Hizbullah di Lebanon selatan mengklaim telah meluncurkan lebih dari 320 roket Katyusha pada Minggu (25/8). Serangan ini menargetkan 11 pangkalan dan barak militer Israel, menambah eskalasi dalam konflik yang terus memburuk sejak serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Al Jazeera, Hizbullah menyatakan bahwa mereka sengaja menyerang pangkalan militer Israel untuk memfasilitasi penggunaan pesawat nirawak (drone) yang kemudian diarahkan ke target jauh di dalam wilayah Israel. Hizbullah juga mengklaim bahwa operasi drone ini berjalan sesuai rencana.
Salah satu pangkalan militer Israel yang menjadi target adalah Pangkalan Meron, serta empat lokasi militer di Dataran Tinggi Golan. Hizbullah menyebutkan bahwa tahap pertama dari serangan balasan ini telah berhasil dilaksanakan.
Serangan besar-besaran ini merupakan respons langsung Hizbullah atas serangan udara Israel yang berlangsung sejak Minggu dini hari, menargetkan berbagai wilayah di Lebanon selatan yang dikuasai oleh milisi tersebut. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahkan telah memerintahkan warga Lebanon di dekat markas Hizbullah untuk segera menjauh dari area berbahaya.
Namun, Hizbullah tidak tinggal diam. Milisi yang didukung Iran itu segera melancarkan serangan balasan dengan menggunakan drone dan roket yang menghantam sejumlah lokasi strategis di Israel. Serangan ini juga disebut sebagai tindakan balasan atas pembunuhan salah satu komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, yang tewas di Beirut pada akhir Juli lalu.
Media Israel melaporkan bahwa seorang perempuan mengalami luka-luka akibat serangan udara Hizbullah, namun hingga kini belum ada laporan resmi terkait korban atau kerusakan di pihak Hizbullah.
Imbas dari serangan ini, militer Israel mengeluarkan peringatan kepada warga, khususnya yang tinggal di wilayah utara, untuk menghindari kerumunan dan segera berlindung di shelter-shelter yang telah disediakan. Ketegangan juga menyebabkan penutupan sementara Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv. Seluruh penerbangan dari dan menuju bandara tersebut sempat dihentikan untuk mengantisipasi situasi yang semakin memburuk.
Menurut pernyataan militer Israel, operasional bandara kembali normal pada Minggu pagi waktu setempat, namun kewaspadaan tetap ditingkatkan di tengah situasi yang masih belum menentu.
(bn/dw)