BERITANESIA.ID - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyebut, genjatan senjata Israel-Palestina sebagai kabar baik.
Akan tetapi, ia memiliki firasat dan tak meyakini bahwa negara Zionis itu akan benar-benar menghentikan gempurannya ke wilayah Palestina.
“Saya tidak percaya Israel akan benar-benar berhenti untuk mencaplok dan merampas tanah serta menjajah rakyat dan bangsa Palestina,” ujar Anwar.
Ketua PP Muhammadiyah ini mengingatkan, sejarah membuktikan, bahwa penjajah memang tidak pernah bisa dipercaya.
Bahkan, ia menyebut, Indonesia sudah memiliki pengalaman yang teramat panjang dan pahit di masa penjajahan Belanda.
Ia lalu mencontohkan perang melawan kaum Padri di Sumatera Barat pada 1825.
Saat itu, Belanda melakukan genjatan senjata karena tengah direpotkan dengan perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa.
Namun pada kenyataannya, Belanda kembali menyerang kaum Padri pada 1833.
Sampai akhirnya, perang perlawanan yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol bisa dipatahkan Belanda.
Fakta Sejarah Penjajah
Atas fakta sejatah itu pula, Anwar Abbas meminta agar tidak terlalu percaya dengan Israel yang saat ini tengah memainkan siasat genjatan senjata.
Sebagai bangsa yang cinta damai, sambungnya, genjatan senjata Israel-Palestina ini sebagai kabar baik.
“Karena itu berarti tidak akan ada lagi pertumpahan darah di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Akan tetapi, ia kembali menekankan bahwa Israel adalah negara yang tidak bisa dipercaya.
“Tapi saya tidak percaya,” tandasnya.
Untuk diketahui, Israel-Palestina akhirnya mencapai kata sepakat untuk melakukan genjatan senjata pada 21 Mei.
Genjatan senjata diberlakukan pada Jumat pukul 02.00 dini hari waktu se
tempat.
Sampai dengan 11 hari bombardir Israel, Palestina melaporkan setidaknya 232 warga sipil meninggal dunia, termasuk 65 anak-anak.
Sedangkan dari pihak Israel melaporkan 12 orang warganya tewas, termasuk dua anak-anak.