BERITANESIA.ID - Murid-murid memutuskan mogok massal karena kebijakan seragam baru yang ketat di sekolah mereka yang dianggap diskriminatif dan rasis.
Ratusan siswa meninggalkan sekolah di Pimlico Academy di Westminster, London pusat, pada Rabu (31/3), untuk menyerukan agar kebijakan seragam diubah.
Di sekolah, gaya rambut yang "menghalangi pandangan orang lain" dan hijab warna-warni telah dilarang di halaman akademi.
Video yang diposting online menunjukkan kepala sekolah Daniel Smith dihadapkan di sebuah koridor dengan seorang siswa laki-laki yang sedang bertanya. "Apa pendapat Anda tentang protes, Tuan Smith? Tuan Smith, berhenti berjalan pergi. Kemana Anda akan pergi?,” terangnya.
Selama akhir pekan, grafiti dilukis dengan cat pada dinding sekolah, yang berbunyi: "Kepala Sekolah Smith harus mendapatkan karung."
Murid-murid telah melakukan aksi duduk di sekolah, mengklaim tidak ada pengakuan Black Lives Matter atau Black History Month di sekolahnya.
Ada juga kekhawatiran tentang penempatan bendera union jack di situs sekolah yang diduga telah diabaikan.
Lebih banyak coretan menyatakan: "Tidak ada orang kulit hitam di Union Jack," dan "Sekolah kulit putih untuk anak-anak kulit coklat adalah kamu gila."
Seorang anggota tim kepemimpinan senior akademi pada Selasa (30/3) meminta para siswa untuk membatalkan protes mogok sekolah pada Rabu (31/3). Tetapi para siswa mengatakan itu membuat mereka semakin bertekad untuk terus maju.
Siswa sekolah tersebut berusaha untuk menguraikan masalah mereka dalam sebuah pernyataan yang diposting online, mengklaim bahwa institusi tersebut memiliki "kelompok yang ditargetkan secara tidak adil" dan akademi tersebut harus "melindungi ras, agama, dan kelompok lain yang terpinggirkan daripada menargetkan mereka."
"Kami percaya bahwa ide seragam gender untuk semua siswa adalah ide yang konyol dan terbelakang. Hal ini mengucilkan siswa non-biner dan non-konformitas gender, atau mereka yang berjuang dengan identitas gender mereka,” terang pernyataan tersebut.
"Kami percaya bahwa sekolah telah tidak memedulikan siswa dan keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Semua siswa harus mendapatkan perlakuan yang adil, terutama dalam hak-hak dasar seperti sandang dan pangan,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, seorang juru bicara sekolah pusat London mengatakan alasan keputusan seragam dan rambut sudah cukup jelas dan tidak berhubungan dengan gaya rambut tertentu.