Semarang, adalah kota metropolis yang berkembang dengan banyak keajaiban alam dan sejarah yang patut untuk dijelajah. Ibu kota provinsi Jawa Tengah ini, terletak di Pantai Utara Jawa dan merupakan pelabuhan utama di sepanjang pesisir Pantai Utara. Banyak orang terkesima melihat bagaimana kota ini mempercantik diri dengan tetap mempertahankan budayanya yang heterogen. Di kota ini akan Anda rasakan sentuhan harmonisasi budaya Jawa bersama budaya China, Arab, dan Belanda. Sejarah Semarang berasal dari abad ke-9, ketika itu Semarang dikenal sebagai Pergota. Kota ini memiliki situs sejarah berupa bangunan kolonial dan monumen kolonial yang masih berdiri sampai saat ini. Posisinya Semarang yang terletak di Laut Jawa adalah strategis bagi perdagangan sejak dahulu. Kota ini sejak dahulu memang menjadi wadah pencampuran berbagai budaya dan etnis dari Asia Timur dan Eropa. Saat Semarang dihuni sekira 1,5 juta jiwa. Anda dapat melihat pengaruh budaya yang heterogen ini dengan mengunjungi kawasan Kauman, Pecinan, dan Kota Lama.Bahkan, di Kota Lama yang dekat pelabuhan dapat Anda jelajahi bangunan tua bersejarah yang dulunya merupakan kawasan perdagangan Eropa. Landmark terbesar di sini adalah Geraja Blenduk, sebuah kubah gereja Belanda yang berasal dari tahun 1753. Saat ini Semarang pun menjadi tempat singgah kapal pesiar asing yang berlabih Tanjung Emas. Wisatawan yang memanfaatkan kapal pesiar internasional berhenti di Semarang untuk mengunjungi berbagai tujuan wisata di Jawa Tengah termasuk Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Ketika Anda berada di sini ambillah kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti makam Ki Ageng Pandanaran. Makam ini menandai tempat peristirahatan terakhir dari bagsawan pertama Semarang dan sampai saat ini masih banyak peziarah berkunjung ke makam ini setiap tahunnya.
Tuga Pemuda adalah monumen yang dibangun sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan heroik para pejuang Semarang melawan Jepang selama pertempuran 5 hari pada tahun1945. Dibangun pada tahun 1953, monumen ini mencerminkan sejarah kota Semarang dan Indonesia, dengan bentuk pahatan di bagian bawah monumen yang menggambarkan masa pendudukan Jepang yang kejam.
Kuil Gedung Batu adalah sebuah situs suci bagi warga Muslim Jawa dan Cina. Kuil kuno ini dibangun oleh Laksamana Cheng Ho yang merupakan utusan kaisar Ming pada awal abad ke-15. Ribuan peziarah masih setia mengunjungi kuil ini setiap tahun, khususnya pada upacara dan perayaan keagamaan.
Museum Kereta Ambarawa terletak di sebuah stasiun kereta tua Semarang dan memiliki koleksi yang besar dan menarik salah satunya adalah lokomotif yang berasal dari tahun 1891. Pengunjung akan merasakan kembali ke masa lalu ketika duduk di dalam sebuah kereta api uap tua dari Ambarawa menuju Bedono.
Berjalan-jalan di dalam kampung Cina yang berwarna warni dan melihat hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari di kota oriental ini. Ketika Anda berjalan-jalan melalui labirin dan gang-gang jalan, cobalah beberapa masakan Cina yang lezat.
Gereja Blendug adalah salah satu bangunan tua di Semarang, kini gereja ini bernama Gereja GPIB Immanuel yang beralamat di Jl. Letjend. Suprapto 32 Semarang. Gereja tertua di Semarang ini dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota ini pada 1753. Gereja ini memiliki Kubah besar dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat sebuah orgel Barok. Blendug sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti kubah, mengacu pada kubah gereja ini. Atapnya yang melengkung dan berwarna merah terasa kontras dengan dindingnya yang dicat putih. Empat pilar kokoh serta menara kembarnya yang khas di bagian depan juga menjadi ciri khas gereja ini. Gereja Blendug telah menjadi ikon Kota Semarang dan selalu menjadi lokasi persinggahan wisatawan sejarah maupun para pecinta fotografi.
Masjid Agung Demak terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah, berjarak kurang lebih 26 km dari Kota Semarang. Mesjid ini didirikan oleh Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak, pada sekitar abad ke-15 Masehi sehingga mesjid ini diperkirakan merupakan mesjid yang tertua di Indonesia. Struktur bangunan mesjid ini mempunyai nilai historis yang tinggi khas Indonesia. Berdiri megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa sepanjang abad. Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah. Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya juga terdapat sebuah museum yang berisi berbagai infomrasi mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.
Goa Kreo adalah sebuah goa kecil yang terletak di Dukuh Talun Kacang , Desa Kandri Semarang Selatan/Gunung Pati. Goa ini dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijogo saat mencari kayu jati guna membangun Masjid Agung Demak. Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijogo bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata "Kreo" berasal dari kata "Mangreho" yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai pennggu. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bertemu dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini.