• Beranda
  • Berita
  • 2 Hari Kunjungan, Agus Gumiwang Mampu Mengikat Raksasa Industri Jepang
Bisnis

2 Hari Kunjungan, Agus Gumiwang Mampu Mengikat Raksasa Industri Jepang

By Sabtu, 13 Maret 2021 Pengunjung (1044) 3 Menit Bacaan
2-hari-kunjungan-agus-gumiwang-mampu-mengikat-raksasa-industri-jepang -

BERITANESIA.ID - Dalam dua hari kunjungan ke Tokyo, Jepang, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan serangkaian pertemuan dengan pelaku industri otomotif, petrokimia, alas kaki, asosiasi pengusaha, serta pemerintah setempat.

Agus menyosialisasikan kebijakan baru pemerintah Indonesia, di antaranya, Undang-Undang Cipta Kerja, subtitusi impor, relaksasi pajak penjualan atas barang mewah, proyek Bintuni dan Patimban.

Pertemuan berjalan dengan baik dan membawa kabar gembira karena beberapa raksasa otomotif besar dan petrokimia menyatakan komitmen mereka untuk berinvestasi di Indonesia, kata Agus dalam keterangan tertulis, Jumat (12/3/2021).

Honda Motor Company berkomitmen menanamkan investasi sebesar Rp5,2 triliun, Suzuki Motor Corporation ingin investasi Rp1,2 triliun, Toyota Motor Corporation merealisasikan investasi yang sudah ada yaitu sekitar Rp28 triliun, sedangkan Mitsubishi Motors Corporation berencana investasi Rp11,2 triliun.

Investasi Honda termasuk untuk pengembangan kendaraan model baru.

Honda juga memiliki komitmen untuk ekspansi pengembangan ekspor komponen kendaraan yang diproduksi di Indonesia sebagai bagian global supply chain bagi sembilan negara, di antaranya, Malaysia, Vietnam, Thailand, Pakistan, Saudi Arabia, dan Jepang sendiri.

Honda juga akan memindahkan fasilitas produksi yang ada di India ke Indonesia, sekaligus berkomitmen untuk melakukan pengambangan mobil listrik di Indonesia.

"Kemudian Honda akan membuka pasar ekspor negara tujuan ekspor baru seperti Afrika Selatan, Meksiko, Amerika Utara dan Amerika Selatan. Mereka mengembangkan kendaraan bermotor model baru yang akan diproduksi di Indonesia dan akan diekspor ke 31 negara," kata dia.

Investasi Suzuki di Indonesia sebesar Rp1,2 triliun akan menjadi basis pengembangan produk Suzuki Ertiga dan Suzuki XL7 yang diperkenalkan sebagai jenis kendaraan mild hybrid dengan teknologi integrated starter generator.

Model-model tersebut untuk tujuan ekspor bagi pasar Asia dan Amerika Latin.

Perusahaan tersebut juga telah memiliki roadmap EV dan menyampaikan bahwa insentif dari kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi EV.

Pertemuan dengan Toyota memperkuat komitmen investasinya sebagai perusahaan yang paling besar berinvestasi sejak melakukan kegiatan di Indonesia. Toyota tetap dengan komitmen investasi senilai Rp28 triliun.

"Mereka juga memberikan komitmen memperluas pasar ekspor, dari 80 negara yang sekarang sudah menjadi pasar ekspor akan dikembangkan menjadi 100 negara pada tahun 2024," kata Agus.

Pada pertemuan hari kedua, pemerintah Indonesia melobi Mazda Motor Corporation untuk membangun pabrik di Indonesia dengan menyampaikan berbagai kemudahan investasi dan banyak insentif untuk investor otomotif baru.

"Kami terus mendorong agar mereka segera melakukan investasi dan membangun pabrik di Indonesia. Mereka akan segera mempertimbangkan dan memperhitungkan untuk kebutuhan investasi di Indonesia. Mudah-mudahan nanti pada kunjungan kami selanjutnya di bulan Mei dapat mendengar perkembangan dari Mazda untuk berinvestasi di Indonesia," kata Agus.

Dalam pertemuan dengan Agus, Mitsubishi menyampaikan komitmen menambah investasi sebesar Rp11,2 triliun hingga akhir tahun 2025 dengan proyeksi terjadi peningkatan kapasitas produksi, dari 220 ribu menjadi 250 ribu unit.

"Mereka juga akan mengembangkan dua model mobil electric vehicle," kata Agus.

Agus menyosialisasikan kemudahan dan fasilitas untuk meningkatkan ekspor produk kendaraan bermotor, dari Indonesia, salah satunya pengembangan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang telah diluncurkan awal (soft launching) oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2020.

"Pelabuhan Patimban didedikasikan menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor produk otomotif ke pasar global," kata Agus.

Pelaku industri otomotif dapat memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor sehingga bisa menjadi salah satu pusat perdagangan internasional, demikian disampaikan Agus.


Tag Terkait :

Berita Lainnya