Jangan Asal Dalam Memilih Pemimpin Daerah


Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengingatkan masyarakat untuk mengambil hikmah dari kasus dugaan korupsi Bupati Kutai Timur Ismunandar. Pemilihan kepala daerah (pilkada) pada Desember 2020 menjadi kesempatan publik memilih kepala daerah yang bersih.

“Masyarakat selaku pemilik hak pilih bisa mengambil pelajaran bagaimana menentukan kepala daerah yang tepat dan terhindar dari korupsi,” kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar kepada Media Indonesia, Minggu, 5 Juli 2020.

Menurut dia, Ismunandar yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK dapat menjadi peringatan bagi masyarakat supaya dalam setiap momentum pilkada dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Caranya ialah memilih kandidat yang memiliki rekam jejak bersih.

Langkah ini akan membuat masyarakat tidak menyesal selama lima tahun ke depan karena pilihan mereka terjaring aparat penegak hukum. Lebih dari itu, imbuh Lili, korupsi yang dilakukan di tengah pandemi virus korona (covid-19) mencerminkan tidak adanya sense of crisis.

“Tentunya ini menjadi tugas jaksa untuk memasukkan pertimbangan itu sebagai hal yang memberatkan,” papar Lili. 

KPK meringkus tujuh tersangka buntut operasi tangkap tangan (OTT) dugaan korupsi di Kutai Timur Ismunandar. Mereka meliputi Bupati Kutai Timur Ismunandar, Ketua DPRD Kutai Timur Encek Unguria, dan Kepala Badan Pendapatan Daerah Musyaffa.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kutai Timur Suriansyah dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutai Timur Aswandini turut menjadi 'pasien' KPK. Selain itu, ada tersangka pemberi suap yakni kontraktor Aditya Maharani dan pihak swasta Deky Aryanto.

Komisi Antirasuah menduga ada penerimaan hadiah atau janji kepada Bupati terkait pekerjaan infrastruktur di lingkungan Pemkab Kutai Timur 2019-2020. KPK menyita uang tunai Rp170 juta, beberapa buku tabungan dengan total saldo Rp4,8 miliar, dan sertifikat deposito Rp1,2 miliar. 

Dalam OTT, Kamis, 2 Juli 2020, tim KPK bergerak di dua lokasi, yakni Jakarta dan Kutai Timur. Bupati serta istrinya, Musyaffa, dan Aswandini ditangkap di Jakarta dalam sosialisasi pencalonan kembali Ismunandar pada pilkada. 

Sumber : www.medcom.id 

Tags