Mereka dilindungi dengan aman oleh gunung-gunung tinggi dan tebing-tebing granit yang kasar dari dataran tinggi tengah dari pulau Sulawesi. Mereka adalah orang-orang Toraja yang tinggal di lembah-lembah subur dengan sawah hijau dan perkebunan kopi yang subur. Ada banyak cerit ayang diambil dari kisah orang Toraja. Mereka yang masih teguh memeluk kepercayaan kuno mereka, ritual, tradisi yang dijadikan pandangan hidup mereka. Walaupun penduduk mereka sudah banyak yang memeluk agama Kristen, tapi adat istiadat yang mengental seakan tidak akan pernah sirna oleh orang Toraja.
Sebuah perjalanan panjang ke tanah toraja tidak akan terlupakan. Perjalanan ke dataran tinggi tersebut akan mendapatkan suguhan pemandangan yang elok serta pelajaran adat istiadat mereka yang tidak pernah surut ditengah gempuran jaman. Siklus kehidupan masyarakat toraja di tengah gempuran moderenitas jaman yang begitu cepat. Tetapi mereka masih tetap setia mengisolasi diri mereka dengan kepercayaa dan tradisi untuk bertahan hidup dalam siklus kehidupan dan kematian mereka.
Jalan dari Makasar ke Toraja sepanjang pantai sekitar 130 km membentang pegunungan dan pantai yang indah. Setalah memasuki Tanah Toraja tepatnya di pasar Desa Mebali, kita akan memasuki lanskap megah raksasa, berupa granit bewarna abu0abu dan batu-batu cadas pegunungan biru jauh membantang, kontras dengan warna hijau kehidupan yang subur, serta suguhan teras tadah hujan dan merah berkarat karena tropis. Ya itulah gambaran tentang Tanah Toraja, salah satu daerah yang paling indah di Indonesia.
Di sini, kaum bangsawan Toraja diyakini keturunan makhluk surgawi yang turun dengan tangga surgawi hidup di bumi dalam lanskap yang indah ini. Dan untuk menjaga energi dari tanah dan orang-orangnya, orang-orang Toraja percaya bahwa ini harus dipertahankan melalui ritual yang merayakan baik hidup dan mati, yang melekat pada musim pertanian. Berikut ritual sehubungan dengan kehidupan secara ketat dipisahkan dari upacara kematian. Tanah toraja terkenal dengan acara ritual upacara pemakaman yang rumit yang harus memperhitungakn hari pemakaman dan melibatkan seluruh desa. Ini bukan hanya momen untuk berkabung tetapi peristiwa apalagi untuk memperbaharui ikatan keluarga dan untuk menjamin kesatuan lanjutan antara desa dan masyarakat. Upacara kematian untuk ritual pembersihan biasanya diadakan diakhir bulan antara juli sampau September. Sedangkan upacara merayakan hidup yang diselenggarakan bersamaan dengan musim tanam yang dimulai pada bulan Oktober.waktu seperti ini dikarenakan orang mati tidak segera dikuburkan tetapi disimpan selama berbulan-bulan, kadang-kadang selama bertahun-tahun, di rumah leluhur sampai waktu dan dana memungkinkan untuk pemakaman yang tepat.
Oleh karena itu banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjunga ke Tanah Toraja. Mereka tertarik akan budaya dan ritual yang unik tersebut. Mereka para wisatawan sebagian besar berkunjung ke pusat sekitar kuburan dan upacara proses kematian. Sementara mereka yang tidak mau mengikutu tur yang dianggap mengerikan tersebut memilih untuk traveling berkeliling melihat keindahan alam toraja yang spektakuler. Alam desa toraja terkenal hampir tidak tersentu karena desa-desanya terpencil, mereka juga memilih menikmati hobi arung jeram yang terkenal di sungai Sa’dan.
Ibukota Toraja adalah Makale tetapi pengunjung biasanya kepala ke kota Rantepao, jantung Tana Toraja adalah Tanah orang Toraja. Untuk mencapai Toraja naik pesawat ke Makassar. Dibutuhkan antara enam sampai delapan jam melalui jalan darat untuk mencapai Toraja. Sementara perjalanan mungkin lama, tapi Anda akan baik diberikan dengan Panoroma megah dari dataran tinggi Toraja. Ada banyak hotel yang bagus di Makale, Ranteapo dan sekitarnya dan berpengalaman agen perjalanan untuk membawa Anda sekitar. Toraja sangat ideal bagi mereka menikmati ecotours, budaya dan petualangan.