BERITANESIA.id - India kembali memberlakukan lockdown untuk beberapa negara bagiannya ketika
kasus Corona COVID-19 hampir menembus 1 Juta. Kebijakan tersebut kembali
diberlakukan pemerintah sebagai upaya melindungi petugas kesehatan agar
tidak kewalahan.
India melaporkan hampir 30.000 kasus baru Virus Corona
COVID-19 dan 582 kematian pada 15 Juli, sehingga menambahkan totalnya menjadi
lebih dari 936.000 kasus dan lebih dari 24.000 pasien yang meninggal.
Tetapi para ahli mengatakan, jumlah aktual dari kasus
kemungkinan akan jauh lebih tinggi karena pengujian yang terbatas dan buruknya
pengawasan.
Kebijakanlockdown selama
dua pekan yang dimulai pada 16 Juli hari ini diberlakukan di Negara
Bagian Bihar, yang memiliki populasi sebanyak 128 juta orang dan sistem
kesehatan yang rapuh.
Bihar telah mencatat lebih dari 1.000 kasus Virus
Corona dalam sehari sejak 11 Juli, meskipun pengujiannya terbatas.
Sementara hampir sekitar 2,5 juta
pekerja migran yang terdampar selama lockdown nasional
pertama, dilaporkan telah kembali ke Bihar, setelah kehilangan pekerjaan mereka
di kota-kota besar.
Selain itu, di Bangalore, yang merupakan
lokasi dari pusat teknologi utama di wilayah selatan India
selatan, seperti Amazon dan Apple, juga akan memberlakukan lockdown selama sepekan yang dimulai pada 14 Juli.
Menurut para ahli, pemulihan awal
yang diterima sektor ekonomi India pada Juni 2020 setelah dilonggarkannya lockdown nasional sedang dihentikan lagi, dengan
diberlakukannya kembali lockdown di
area berisiko tinggi.
Sedangkan menurut Pusat Pemantauan
Ekonomi India, indikator ekonomi seperti tingkat partisipasi tenaga kerja
dan konsumsi listrik turun bulan ini dibandingkan dengan Juni, demikian seperti
dikutip dari Associated Press, Kamis
(16/7/2020).
Tanggapan Para Ahli
Pada pekan lalu, Menteri India untuk bisnis kecil dan
menengah, Nitin Gadkari mengatakan bahwa para ahli memperkirakan kerugian
sebesar $133,3 miliar untuk tahun depan.
Saat ini, pihak berwenang di India
semakin berusaha untuk memfokuskan bagaimana dengan adanya lockdown mereka tetap bisa melindungi
ekonomi dari kerugian lebih lanjut, dan hampir belasan negara bagian beralih ke
tindakan pencegahan lokal di daerah-daerah di mana banyak kasus telah
terdeteksi.
Jayaprakash Muliyil, seorang ahli epidemiologi di
Christian Medical College di India, memperingatkan bahwa angka kematian aktual
negara akibat Virus Corona bisa jauh lebih tinggi karena tidak adanya mekanisme
yang kuat untuk melaporkan kematian di daerah pedesaan.
"Kami tidak memiliki infrastruktur,"
ungkapnya.
Sementara menurut direktur dari Global Health
Institute Harvard, Dr. Ashish Jha, dengan percepatan kasus baru, strategi India
harus fokus dalam menjaga jumlah kasus serendah mungkin dan menyelamatkan
sebanyak mungkin nyawa warganya.
Dr. Ashish Jha mengatakan, "Anda harus
melanjutkan pengujian dan isolasi … pastikan hanya sedikit atau tidak ada
pertemuan di dalam ruangan."
Tak sampai disitu, Dr. Ashish Jha juga memperingatkan
bahwa India harus memastikan negaranya terus memiliki persediaan dan tempat
tidur yang cukup untuk pasien-pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit
dalam beberapa hari mendatang.
Namun ia juga memperingatkan, "Anda tidak bisa
menyiapkan terlalu berlebihan."
Sumber : Liputan6.com