BERITANESIA.id - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak masyarakat internasional untuk terus
menunjukkan kesatuan dalam melakukan penolakan secara kolektif terhadap rencana aneksasi Israel di wilayah Tepi Barat, Palestina.
"Ini harus kita terus lanjutkan," kata Retno
dalam agenda webinar internasional bertajuk 'Stop Israel's Imperialism' yang
digelar Majelis Ulama Indonesia pada Kamis (16/7).
Retno juga menyampaikan, PBB melalui beberapa organnya
seperti Dewan Keamanan, Majelis Umum, dan Dewan HAM serta Mahkamah Pengadilan
Internasional, harus bisa bertindak untuk mempertahankan tatanan dan norma
internasional yang telah dibangun secara susah payah sejak berakhirnya perang
dunia ke-2.
"Yang diperlukan saat ini adalah political will
masyarakat internasional untuk menjalankan semua resolusi PBB dan parameter
internasional secara konsisten. Ini yang akan terus Indonesia lakukan bersama
masyarakat internasional," tutur dia.
Komunitas internasional, kata Retno, harus juga
memberikan perhatian khusus bagi Palestina dalam menghadapi pandemi Covid-19
khususnya pengungsi Palestina selama pandemi terjadi. Terlebih, krisis
finansial di tengah pandemi Covid-19 tengah dialami Badan PBB untuk Pengungsi
Palestina, UNRWA.
"Dua pekan lalu saya bicara dengan Komisaris
Jenderal UNRWA yaitu Filippe Lazarini, beliau menjelaskan tentang situasi
krisis finansial yang dialami lembaga PBB tersebut. Hal ini akan mengganggu
pemberian bantuan kemanusiaan bagi 5,5 juta pengungsi Palesitna yang sangat
membutuhkan," katanya.
Oleh karenanya, dalam kesempatan itu Retno
menyampaikan Indonesia telah menyampaikan komitmen bantuan baik kepada
pemerintah Palestina, maupun kepada UNRWA masing-masing sebesar 1 juta doalr AS
dan 500 ribu dolar AS melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
"Pemerintah Indonesia juga meningkatkan
kontribusi rutin untnuk pengungsi Palestina melalui UNRWA. Dengan begitu
Indonesia tidak saja memberikan dukungan politik tetapi juga dukungan keuangan
dan dukungan dalam bentuk lain termasuk pemberian capacitly building kepada
saudara-saudara kita," ucapnya.
Selain kontribusi itu, Retno menambahkan, lebih dari 1
dekade lalu Indonesia telah memberikan bantuan pengembangan kapasitas.
Indonesia telah melaksanakan sebanyak 170 jenis pelatihan kepada lebih dari
2.000 masyarakat Palestina di berbagai macam bidang. Misalnya pertanian,
diplomatik, kesehatan pariwisata, pemberdayaan perempuan, perindustrian,
demokrasi, dan tata kelola pemerintahan.
"Terkait dengan kemandirian ekonomi, Indonesia
juga telah mengeluarkan kebijakan bebas pajak sebesar nol persen bagi dua produk
unggulan Palestina, yaitu kurma dan buah zaitun," katanya.
Sumber :
Republika.co.id