Saham Singapore Airlines mengalami penurunan signifikan setelah melaporkan penurunan laba bersih hampir 50 persen dalam periode April hingga September 2024. Berdasarkan laporan dari CNBC pada Senin (11/11/2024), harga saham Singapore Airlines sempat jatuh hingga 6,2 persen saat pasar dibuka, kemudian stabil dengan penurunan 3,72 persen.
Laba bersih Singapore Airlines tercatat sebesar 742 juta dollar Singapura (sekitar Rp 8,758 triliun), yang menurun 48,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba operasional turun 48,8 persen menjadi 796 juta dollar Singapura (sekitar Rp 9,3 triliun) dari sebelumnya 1,55 miliar dollar Singapura. Peningkatan pendapatan sebesar 3,7 persen, mencapai 9,5 miliar dollar Singapura (sekitar Rp 112,131 triliun), tidak cukup mengimbangi dampak penurunan laba.
Singapore Airlines menjelaskan bahwa penurunan ini dipicu oleh persaingan ketat dan peningkatan kapasitas di pasar utama yang mengurangi imbal hasil. Maskapai ini memproyeksikan permintaan transportasi udara tetap kuat hingga akhir tahun fiskal, meskipun persaingan di industri penerbangan semakin ketat. Singapore Airlines juga mengumumkan rencana retrofit kabin senilai 1,1 miliar dollar Singapura untuk 41 pesawat Airbus A350, yang diharapkan rampung pada tahun 2030.