BERITANESIA.ID - Pemerintah China sedang berencana untuk mencampur penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) yang dibuat dengan metode berbeda demi meningkatkan efikasi.
Menurut Kepala Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Gao Fu, mereka sedang mempertimbangkan sejumlah cara untuk meningkatkan persentase inokulasi vaksin corona di negara itu, seperti dikutip media massa The Paper yang dilansir AFP, Senin (12/4).
Ini adalah pertama kalinya pakar kesehatan China membahas soal tingkat efikasi vaksin corona yang masih rendah di negara itu. Padahal mereka ikut gembar-gembor kampanye penyuntikan vaksin corona di seluruh dunia.
Pemerintah China menggelontorkan 161 juta dosis vaksin untuk dua kali penyuntikan. Mereka menargetkan bisa memvaksinasi 40 persen dari 1.4 miliar populasi di negara itu pada Juni mendatang.
Akan tetapi, proses vaksinasi masih rendah, padahal kegiatan penduduk kembali normal di sejumlah kota meski pemerintah masih waspada.
Padahal menurut Gao, mereka mempunyai target vaksinasi terhadap 70 sampai 80 persen penduduk pada akhir tahun ini atau pertengahan 2022 mendatang. Menurut dia, satu-satunya jalan mencegah Covid-19 adalah vaksinasi.
Menurut Gao, salah satu cara untuk meningkatkan persentase efikasi adalah dengan menggunakan sejumlah vaksin yang dibuat dengan berbeda. Cara itu juga tengah diteliti para ahli kesehatan di luar China.
Gao mengatakan para pakar harus mempertimbangkan memadukan penggunaan vaksin yang dibuat dengan mRNA. Meski demikian, sampai saat ini China belum menyetujui izin penggunaan vaksin berbasis metode mRNA seperti buatan Pfizer dan BioNTech serta Moderna.
Saat ini China mempunyai empat jenis vaksin corona buatan dalam negeri yang sudah disetujui izin penggunaannya, antara lain Sinovac buatan Sinopharm dan CanSino.