BERITANESIA.id – Tujuh remaja laki-laki ditemukan tewas di Kali Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu pagi (22/9). Mereka diduga melompat ke sungai untuk menghindari patroli polisi yang sedang bertugas di wilayah tersebut.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menyatakan bahwa penyelidikan atas kejadian ini masih berlangsung. Menurutnya, berdasarkan keterangan saksi, para korban melompat ke sungai karena panik melihat patroli polisi.
“Informasi awal yang kami terima, korban memang menceburkan diri ke sungai akibat ketakutan dengan adanya patroli,” jelas Karyoto kepada wartawan di lokasi kejadian.
Karyoto menegaskan bahwa investigasi ini akan dilakukan secara transparan, dengan melibatkan Divisi Propam Mabes Polri dan Kompolnas guna memastikan tidak ada kelalaian dalam proses ini.
“Kami akan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab jika terbukti ada kelalaian, dan akan menindaklanjuti hal ini sesuai dengan prosedur,” tegasnya.
Menurutnya, tim patroli yang bertugas untuk mencegah tawuran di wilayah tersebut tidak melakukan kesalahan. Keberadaan mereka dianggap penting untuk menjaga keamanan masyarakat, terutama mengingat meningkatnya aksi tawuran belakangan ini.
“Saya pastikan patroli ini tidak salah. Tim patroli berfungsi untuk menjaga keamanan, termasuk mencegah tawuran yang kian marak di wilayah ini,” tambahnya.
Dalam perkembangan lain, pihak kepolisian juga berhasil menangkap 15 orang yang diduga terlibat dalam rencana tawuran di daerah Jatiasih. Dari 15 orang tersebut, tiga di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka karena membawa senjata tajam.
Sementara itu, Kabid Yandokpol RS Polri, Kombes Herry Wijatmoko, menyatakan bahwa proses identifikasi terhadap ketujuh jenazah masih berlangsung. Identifikasi melibatkan tim forensik, tim DNA, dan tim inafis untuk memastikan identitas para korban.
“Kami meminta bantuan keluarga korban untuk membawa dokumen pribadi seperti KTP, kartu keluarga, atau barang-barang pribadi seperti sikat gigi atau pakaian yang belum dicuci guna membantu proses identifikasi,” ungkap Herry.
Dari hasil pemeriksaan awal, kondisi jenazah menunjukkan tanda-tanda pembusukan akibat terendam air. Proses pembusukan ini memperkuat dugaan bahwa para korban telah meninggal lebih dari 24 jam sebelum ditemukan.